Sabtu, 27 April 2013

Mengukur Suhu Tubuh

- 0 komentar
  • Pengukuran Suhu Tubuh
Pada kesempatan kali ini, saya akan mencoba berbagi ilmu mengenai mengukur suhu tubuh pasien pada bagian ketiaknya ( Aksila ). Suhu aksila tidak seakurat pengukuran rektal atau oral, dan ini umumnya mengukur 1 derajat lebih rendah dari suhu oral jika diukur secara bersamaan. Sebelumnya harus kita ketahui terlebih dahulu bahwa suhu normal pada orang dewasa itu sekitar 36 - 37 derajat celcius. Kenapa kita harus mengetahui suhu normal? Agar kita tahu setelah pengukuran suhu, apakah suhu pasien itu normal atau tidak.
termometer raksa



  1. Tujuan
Mengetahui suhu badan klien untuk menentukan tindakan dan membantu menentukan diagnosa.
  1. Persiapan alat
1) Termometer air raksa/termometer elektrik  siap pakai
2) Larutan sabun, desinfektan, air bersih  dalam tempatnya
3) Sarung tangan
4) Tissue
5) Bengkok
6) Buku catatan dan alat tulis 

c.   Prosedur
1.       Menjelaskan pada klien tentang tidakan yang akan dilakukan
2.       Mendekatkan alat ke samping klien
3.       Mencuci tangan dan memakai sarung tangan
4.       Memasang tirai atau menutup gorden/ pintu ruangan
5.       Membantu klien untuk duduk atau posisi berbaring terlentang. Buka  pakaian pada  lengan klien
6.       Menempatkan termometer di tengah ketiak, turunkan  lengan  dan silangkan lengan di   bawah klien
7.       Biarkan termometer di tempat tersebut
(a) Termometer air raksa : 5-10 Menit
(b) Termometer digital : sampai sinyal terdengar
8.       Keluarkan termometer dengan hati-hati
9.       Lap termometer memakai tissue dengan gerakan memutar dari atas ke arah reservoir, kemudian tissue di  bengkok
10.   Baca air raksa atau digitnya
11.   Membantu klien merapikan bajunya
12.   Menurunkan tingkat air raksa/mengembalikan termometer digital ke skala awal
13.   Mengembalikan termometer pada tempatnya.
14.   Melepas sarung tangan dan mencuci tangan
15.   Mendokumentasikan hasil tindakan

 
Kemudian cara membersihkan termometer setelah dipakai tadi
  1. Celupkan termometer pada cairan disinfektan ( Klorin ) untuk membunuh kuman.
  2. Setelah itu celupkan pada air sabun, karena ketiak badan manusia mengandung asam  apalagi di bagian ketiak.
  3. Terakhir bilas pada air bersih.
  4. dan keringkan.
selesai, semoga bermanfaat.
[Continue reading...]

Kamis, 11 April 2013

Macam - Macam Posisi Pasien pada Tempat Tidur

- 2 komentar

Assalammu'alaikum
lama tak jumpa, kini alhamdulillah masih diperkenankan menulis kembali apa yang telah disampaikan oleh dosen saya (Ibu Ana) pengajar Mata Kuliah Pengantar Keperawatan II, dimana beliau menyampaikan Posisi Pasien pada Tempat Tidur.
baik langsung saja kawan, kita simak bersama. 

  • Fowler
Pengertian
Posisi fowler adalah posisi setengah duduk atau duduk (45 - 90 derajat), dimana bagian kepala
tempat tidur lebih tinggi atau dinaikkan. Posisi ini dilakukan untuk mempertahankan kenyamanan dan memfasilitasi fungsi pernapasan pasien.

Tujuan
Mengurangi komplikasi akibat immobilisasi.
Meningkatkan rasa nyaman
Meningkatkan dorongan pada diafragma sehingga meningkatnya ekspansi dada dan ventilasi paru
Mengurangi kemungkinan tekanan pada tubuh akibat posisi yang menetap

Indikasi
Pada pasien yang mengalami gangguan pernapasan
Pada pasien yang mengalami imobilisasi
  • Sim’s
    Pengertian
Posisi sim adalah posisi miring kekanan atau miring kekiri. Posisi   ini dilakukan untuk memberi kenyamanan dan memberikan obat per anus (supositoria). Berat badan terletak pada tulang illium, humerus dan klavikula.

Tujuan
      Meningkatkan drainage dari mulut pasien dan mencegah aspirasi
      Mengurangi penekanan pada tulang secrum dan trochanter mayor otot pinggang
      Memasukkan obat supositoria
      Mencegah dekubitus

Indikasi
Pasien dengan pemeriksaan dan pengobatan daerah perineal
Pasien yang tidak sadarkan diri
Pasien paralisis
Pasien yang akan dienema
Untuk tidur pada wanita hamil.

  • Trendelenberg
    Pengertian
Pada posisi ini pasien berbaring di tempat tidur dengan bagian kepala lebih rendah daripada bagian kaki. Posisi ini dilakukan untuk melancarkan peredaran darah ke otak.

Tujuan
Pasien dengan pembedahan pada daerah perut.
Pasien shock.
pasien hipotensi.

Indikasi
Pasien dengan pembedahan pada daerah perut
Pasien shock
Pasien hipotensi.  
  • Dorsal Recumben
    Pengertian
Pada posisi ini pasien berbaring telentang dengan kedua lutut fleksi (ditarik atau direnggangkan) di atas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk merawat dan memeriksa serta pada proses persalinan.

Tujuan
Meningkatkan kenyamanan pasien, terutama dengan ketegangan punggung belakang.

Indikasi
Pasien dengan pemeriksaan pada bagian pelvic, vagina dan anus
Pasien dengan ketegangan punggung belakang.
  • Posisi Lithotomi
Pengertian
Pada posisi ini pasien berbaring telentang dengan mengangkat kedua kaki dan menariknya ke atas bagian perut. Posisi ini dilakukan untuk memeriksa genitalia pada proses persalinan, dan memasang alat kontrasepsi.

Tujuan
Memudahkan pemeriksaan daerah rongga panggul, misal vagina
taucher, pemeriksaan rektum, dan sistoscopy
Memudahkan pelaksanaan proses persalinan, operasi ambeien, pemasangan alat intra uterine devices (IUD), dan lain-lain.
                      
Indikasi
Pada pemeriksaan genekologis
Untuk menegakkan diagnosa atau memberikan pengobatan terhadap penyakit pada uretra, rektum, vagina dan kandung kemih.
  •       Orthopeneic
 Pengertian
Posisi pasien duduk dengan menyandarkan kepala pada penampang yang sejajar dada, seperti pada meja.


Tujuan
Memudahkan ekspansi paru untuk pasien dengan kesulitan bernafas
yang ekstrim dan tidak bisa tidur terlentang atau posisi kepala hanya bisa pada elevasi sedang.

 Indikasi
Pasien dengan sesak berat dan tidak bisa tidur terlentang.
  • Supinasi
Pengertian
Posisi telentang dengan pasien menyandarkan punggungnya agar dasar tubuh sama dengan kesejajaran berdiri yang baik.


 Tujuan
Meningkatkan kenyamanan pasien dan memfasilitasi penyembuhan terutama pada pasien pembedahan atau dalam proses anestesi tertentu.

Indikasi
Pasien dengan tindakan post anestesi atau penbedahan tertentu
Pasien dengan kondisi sangat lemah
atau koma.

  • Pronasi
Pengertian
Pasien tidur dalam posisi telungkup Berbaring dengan wajah menghadap ke bantal.

Tujuan
 Memberikan ekstensi  maksimal pada sendi lutut dan pinggang
 Mencegah fleksi dan kontraktur pada pinggang dan lutut.

Indikasi
Pasien yang menjalani bedah mulut dan kerongkongan
Pasien dengan pemeriksaan pada daerah bokong atau punggung.
  • Lateral
 Pengertian
Posisi miring dimana pasien bersandar kesamping dengan sebagian besar berat tubuh berada pada pinggul dan bahu.

Tujuan
Mempertahankan body aligement
Mengurangi komplikasi akibat immobilisasi
Meningkankan rasa nyaman
Mengurangi kemungkinan tekanan yang menetap pada tubuh akibat posisi yang menetap.

Indikasi
Pasien yang ingin beristirahat
Pasien yang ingin tidur
Pasien yang posisi fowler atau dorsal recumbent dalam posisi lama
Penderita yang mengalami kelemahan dan pasca operasi.

demikian teman, Adapun kekurangan dan kelebihan atau mungkin berbeda dengan rekan perawat yang lain, saya mohon maaf, karena tidak ada kesempurnaan bagi diri manusia.
kalaupun mau bershering-shering monggo-monggo saja.
Wassalammualaikum





 
[Continue reading...]
 
Copyright © . JOVI ARDAN BLOG - Posts · Comments
Theme Template by BTDesigner · Powered by Blogger