Hanya sebuah catatan-catatan kecil yang mudah-mudahan tidak ada unsur ria didalamnya. Catatan ini berisi untuk memotivasi diri tentunya dan pembaca pada umumnya. cekidot...
Untuk menjadi juara? Belum pernah terbayangkan, bahkan sudah pesimis duluan :) :) :)
Dia bingung, kenapa kok bisa dia yang mendapat juara? Jika dibandingkan dengan suara dua orang sahabatnya, dia kalah jauh, jaauuhh, suer! Kali ini dia menempati juara 3 dilomba adzan dan juara 1 lomba tilawah *saya juga heran*. Padahal mungkin masih banyak mahasiswa yang dia anggap lebih pantas, lebih berhak menerimanya.
Dia menyadari bahwa suaranya fals, serak-serak gimana, gitu? *orang, latihannya juga sehari sebelum lomba! :) :) :) *
Kemudian batinnya terdengar sedang berbicara, “Apa karena salah satu jurinya adalah mantan murid saya, ya?” #tanda tanya terlihat di atas kepalanya. “Ah, rasanya tidak mungkin. Ngimpi kali punya murid bapak ibu dosen. Kalo saya yang jadi mahasiswa, ini yang betul. Sudahlah, Ini pasti dari Allah, pasti!” Lanjut lamunannya dan berlalu saja dengan hati riang penuh syukur.
Dalam hatinya, dia tetap menyatakan ucapan terima kasih pada dewan juri yang memilihnya menjadi juara “Terima kasih pada bapak dan ibu juri.” Dia memahami sebuah hadist yang menjelaskan, kurang lebih maknanya begini “Orang yang tidak berterima kasih kepada manusia, berarti ia tidak bersyukur kepada Allah” (HR. Tirmidzi no.2081, Hasan Shahih)
Kebetulan dia sedang menginginkan sesuatu, yakni jubbah. Dan Alhamdulillah rizki yang Allah berikan padanya bisa untuk membeli barang yang diinginkannya :) :) :)
Kembali. Dia teringat akan hafalannya --> Wayarzuqhu min khaitsulaa yah tasib “Dan rizki Allah datang dari arah yang tak disangka-sangka.”
Nb: harusnya ada lomba Tahfidz. *Keren tuh*
Nggak nyambung, nih. |
0 komentar:
Posting Komentar