Assalammu'alaikum
Alhamdulillah tiada
tara kita selalu ucapakan pada Alloh Swt. Atas segala limpahan rahmat-Nya, kita
masih diberi kesempatan untuk saling berbagi ilmu. Berikut ini adalah sedikit
ulasan Keharusan Wanita Memakai Jilbab,
dimana pernah saya singgung pada postingan terdahulu di Surat untuk Ukhti. Kewajiban/ keharusan memakai jilbab ini
disampaikan/ diperintahkan oleh Alloh Swt sendiri dalam (QS Al-Ahzab, 33: 59)yang
kurang lebih artinya
“Wahai Nabi! Katakanlah
kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin,
hendaklah mereka menutupkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka. Yang demikian itu
agar mereka lebih mudah untuk dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan
Alloh maha Pengampun lagi maha Penyayang."(QS Al-Ahzab, 33: 59)
Alloh Swt
perintahkan Rosul-Nya Saw agar menyuruh, -khususnya- kepada istri-istri dan
anak-anak perempuannya, dan –umumnya-
kepada perempuan-perempuan mukminah agar mereka menutupkan jilbabnya keseluruh
tubuh sehingga bisa dibedakan dari perempuan-perempuan jahiliyah dan
budak-budak perempuan. Alloh telah mewahyukan QS Al-Ahzab, 33: 59 pada
Rosululloh dimana secara tidak langsung Alloh memerintahkan pada Ukhti semua.
Karena Rosululloh adalah penyampai risalah (wahyu) Alloh pada umatnya.
Jilbab itu adalah
sejenis pakaian (ukurannya) di atas kerudung. Jilbab itu di kita sekarang yaitu
sejenis pakaian jubah.
Firman-Nya {...Yang demikian itu agar mereka lebih mudah
untuk dikenali...} yakni, apabila mereka melaksanakannya (memakai jilbab)
maka akan mudah dikenali bahwa mereka itu adalah perempuan merdeka/ terhormat,
bukan budak perempuan dan juga bukan pelacur. Ini yang mengatakan ahli tafsir
lho yah, jadi bagi yang tidak mengenakan jilbab yang jangan tersinggung.
Mujahid mengatakan,
perempuan-perempuan berjilbab dapat dipastikan bahwa mereka adalah perempuan
terhormat, sehingga laki-laki yang fasik (jahat) tidak akan berani
mengganggunya dan bersikap mencurigakan.
Dari Abu Hurairah Ra., Rosululloh Saw
pernah bersabda bahwa “Salah satu penghuni Neraka yaitu Para wanita yang
berpakaian tetapi sama saja dengan bertelanjang, mereka berjalan dengan
berlenggak-lenggok, mudah dirayu atau malah merayu, dan rambut mereka (disasak)
bagaikan punuk unta. Para wanita tersebut tidak akan masuk surga, bahkan tidak
dapat mencium bau surga. Padahal bau surga itu dapat tercium dari sana dan
sini.” (HR Muslim)
Dikatakan “berpakaian tetapi sama saja
dengan bertelanjang” karena pakaiannya minim, tipis atau tembus pandang, ketat,
atau pakaian yang merangsang pria karena sebagian auratnya terbuka. Hadist ini mengandung
beberapa faedah, diantaranya sebagai peringatan dan ancaman agar berpaling dari perbuatan yang tidak bermoral dan
menyimpan dari kesopanan.
Dari ‘Aisyah Ra. Ia berkata, bahwa
Asma binti Abu Bakar Ra masuk menemui Rosululloh Saw dengan mengenakan kain
yang tipis, maka Rosululloh Saw pun berpaling darinya. Beliau bersabda, “Wahai
Asma’, sesungguhnya wanita jika telah
baligh tidak boleh terlihat darinya kecuali ini dan ini –beliau menunjuk wajah
dan kedua telapak tangannya-.” (HR Abu Daud, Sunanu Abi Dawud)
Telah turun perintah ini sejak dulu,
dan barang siapa mengingkarinya, ia termasuk orang-orang yang kufur. Sami’ naa wa ato’na (kami dengar dan kami
kerjakan). Setelah apa yang telah diketahuinya dan baik bagi dirinya (apalagi
perintah Alloh) maka perbuatlah amalan itu. Bagi sobat Ukhti yang belum memakai
jilbab maka kenakanlah dari sekarang dan barang kali sanak saudara/ keluarga
yang juga belum mengenakan bimbinglah (mengajak) untuk sama-sama mengenakan
jilbab, sesungguhnya Alloh maha Pengampun lagi maha Penyayang.
Sekian sobat, semoga bermanfaat dan
InsyaAlloh dapat menjadi pengarahan bagi sobat sekalian.
Wassalammu’alaikum Warohmatulloh...
0 komentar:
Posting Komentar