Dari
orang tua yang sederhana, terlahirlah saya yang berkepribadian sederhana pula.
Saat saya dilahirkan kala itu saya belum mempunyai seorang adikpun, tidak tau
kenapa mungkin karena saya anak pertama kali. Si Jovi kecil yang pendiam,
pemalu dan cengeng menghiasi kehidupan saya waktu itu dan memberikan banyak
warna tersendiri. Dari sekian banyak hal yang telah dilalui, yang paling
teringat adalah ketika Om (paman)
saya bernama Chaerudin (sebut saja Om Udin)
adalah om terjahat yang saya kenal saat itu, dengan muka yang garang, suaranya
yang tegas dan galak sering membuat saya takut ketika menyuruh saya untuk tidur
siang. Setiap kali main kerumah dia selalu menyuruh untuk tidur siang, padahal
saya sedang tidak ingin tidur siang. Karena saya menolak akhirnya saya pun dibentaknya (sebenernya dia itu orangnya baik, cuma dia
suka jail kalo deket-deket ibu saya).
Pertama
kali menuntut ilmu, saya disekolahkan di Taman Kanak-kanak (TK) Bustanul Atfal,
dua tahun menjalani perTK-an diselimuti rasa takut. Saya begitu lemahnya, tanpa
ada daya, bertubuh kecil sehingga sering sekali saya ditindas. Pernah dipalakin
(dimintain uang), akan tetapi dengan
jurus yang saya keluarkan (nangis
maksudnya) sehingga uang di dalam saku pun tidak pernah keluar untuk mereka
(Alis dan Fahmi). Keduanya adalah preman
TK, mereka sedikit lebih besar dari kebanyakan anak seumuran kami. Siapa pun didekat
mereka pasti dijahili. Oh iya saya adalah anak dari sekian anak yang paling
ngirit dalam menggunakan uang saku, bagimana tidak? Dari lima ratus perak, yang
digunakan hanya dua ratus saja, terkadang malah hanya seratus. Kemudian sisanya
kemana? Sisanya saya kembalikan lagi pada ibu.
Dua
tahun sudah terlewati menuntut ilmu di TK Bustanul Atfal, banyak pelajaran yang
berharga, mulai dari diajari bernyanyi, menggambar, sampai pada berbakti pada
orang tua. Dua tahun juga, pulang pergi diantar menggunakan becak. Pernah suatu
ketika, bapak becak belum datang, padahal waktu kegiatan belajar telah usai, saya
bingung, mau nangis malu, mau jalan sendiri takut kesasar, apalagi sedang
unyu-unyunya wah nanti kalo diculik bagimana?. Saya memutuskan untuk jalan. Sampai disitu saya
lupa alur ceritanya kemana. Hehehe padahal udah menegangkan banget yah,. Huuuft.
Cerita
bersambung… tunggu kelanjutannya!
0 komentar:
Posting Komentar