Melihat mas Amin menghafal Al Qur’an
membuat saya heran. Seharusnya ini
adalah sebuah hal yang wajar bahkan harus disyukuri, karena membaca Al Qur’an
adalah sesuatu yang wajib, saya malah terheran-heran. Usut punya usut ternyata
mas Amin akan menjalani ujian hafalan juz 30 dengan ustadz Rian, dia adalah
mahasiswa tingkat empat, ini menandakan tugas-tugas akhirnya harus segera
diselesaikan entah yang ada di kampus maupun yang ada di Pesantren Mahasiswa
(Pesma) Masjid Fatimatuzzahra. Kurang lebih satu bulan menghafal, akhirnya dia
memberanikan diri menjalani ujian. Tanpa rasa takut dia berjalan menuju kamar
ustadz Rian. Setelah kurang lebih 45 menit berselang akhirnya dia dinyatakan
lulus. *wow keren.
Saya iri padanya, sebelumnya saya tidak
mengetahui apakah berita ini benar (waktu itu saya mendapatkan info dari Angga
*temen satu kamar). Saya selidiki sendiri dalam sebuah akun jejaring sosialnya,
mas Amin dinyatakan lulus. *wah ternyata beneran, hebat nihh mas Amin. Dari
situlah menambah semangat saya untuk menghafal kembali, setelah sekian lama
hafalan tersebut terabaikan. Butuh waktu dua Minggu untuk memperbaiki hafalan
saya. Susah-susah gampang dalam mengingat, berhubung adik-adik angkatan saya
mulai menghafal dan bahkan mereka mendahului saya dalam ujian. Hal itu membakar
semangat saya dalam menghafal, *gengsi dong, hehee.
Dua Minggu berlalu, dan saya rasa saya
sudah terlalu siap. Pesan BBM menunjukan sudah terkirim, kemudian ustadz
menjawab, “Ya silahkan saja mas Jovi, saya ada ba’da Dzuhur dan Isya ya”.
Setelah membacanya saya tetapkan dihari Senin tanggal 26 Mei 2014 saya akan
ujian. Kebetulan Rubi dan Ipin (adik angkatan Pesma 2013) akan menjalani ujian
juga dihari yang sama. Setelah sholat
Isya selesai, Rubi mendahului saya ke kamar ustadz, *karena waktu itu saya
sedang ada kuliah sampai malam. Ustadz tidak menyanggupi, mungkin karena
terlalu banyak kegiatan di SMP Al-Irsyad, sehingga dia bilang, “Afwan saya
sedang cape” *kalo saya tidak salah. Ternyata tidak cukup dengan janjian
seperti itu saja, harus lengkap tanggal dan jam mainnya. Sembari menunggu waktu
ustadz bisa menguji, saya mencoba menghafal kembali.
Tiga hari berlalu, kamudian saya
memutuskan untuk membuat janji dengan ustadz, ini mungkin waktu yang tepat bagi
saya untuk ujian. Tanggal 29 Mei 2014, nanti malam saya mau ujian, ustadz pun setuju.
Dengan langkah yang begitu PDnya, *sedikit merinding dan dingin pada kaki
bagian lutut ke bawah, saya berjalan selangkah demi selangkah menuju kamar
ustadz Rian. Terlihat pintu kamarnya terbuka, itu pertanda saya sudah disambut
dengan baik. *GR sedikit. “Assalammualaikum”, “Wa’alikum salam” jawab ustadz,
“Silahkan masuk” Tuturnya kembali. Sudah berbincang-bincang, kemudian ustadz
mempersilahkan saya untuk memulai dari surah An-Naba.
“Bismillahhirrohmannirrohim….dan seterusnya”. Wah-wah tidak semudah yang
dibayangkan, butuh mental yang besar untuk melafalkan apa yang telah dihafal.
Banyak ayat yang keliru, tetapi ustadz memancing agar saya ingat kembali.
Mungkin karena baru kali ini saya disimak oleh Hafidz Muda sekaligus Imam Masjid
Fatimatuzzahra (Mafaza).
Alhamdulillah saya menyelesaikan Juz
30, walau sedikit keliru dibeberapa ayat. “Barakallah, lanjutkan juz 29 ya!” ucapan
selamat dari ustadz, “Insya Allah ustadz” jawab saya. Dalam hati berucap,
“Ustadz jangan lama-lama sertifikatnya yah, heehae”.
Mudah-mudahan ini bisa menjadi
kenang-kenangan saya dimasa tua dan menjadi motivasi bagi anak cucu saya kelak.
Amin.
Sertifikatnya bakalan disegerakan, bareng dgn yang lain nyetaknya. biar sekalian :)
BalasHapus