Sedikit obrolanku dengan sahabat karib.
Dia ini punya impian yang luar biasa. Disaat teman-temen lain sibuk dengan
pacaran tak halal, dia sibuk mempersiapkan rencana kehidupannya kedepan.
Dalam
catatan ini, sengaja peran utama (sahabat karib saya) diganti dengan kata “AKU”, biar lebih akrab, gitu. Cekidot….
Mengapa rasa ini semakin menggebu-gebu,
menjadi ingin dipercepat menjalani proses kehidupan. Mungkin karena aku terlalu
teringat fadhilah menjalankannya. Rezeki akan di datangkan, menyambung dan
menambah kekeluargaan, memenuhi separuh agama, mengarungi bahtera rumah tangga
dengan suka duka bersama.
Aku iri dengan mereka yang masih muda
kemudian berani membangun rumah tangga. Andai saja orang tua mengijinkan, pasti
tak sungkan ku melamar gadis shalehah tuk kujadikan sebagai istri idaman. Namun
hal itu menjadi penghalang. Kita tahu bahwa restunya orangtua sama halnya
dengan ridhanya Allah. Atas dasar ini, aku mulai belajar menjadi lebih dewasa
lagi. Berusaha bersabar dalam kesendirian, menghiasinya dengan memperdalam keilmuan
dan berkontribusi untuk agama-Nya, Islam. Entah kapan aku bisa diijinkan? Tapi
aku tidak berhenti berusaha untuk meyakinkan kedua orangtua bahwa aku sudah
siap, aku sudah berkemampuan, aku sudah berkewajiban.
Rencananya, setelah dinyatakan lulus
dari perguruan tinggi. Dua tahun setelahnya atau lambat-lambatnya diumur yang
ke 24th aku akan mencari dia, bidadari surga yang diturunkan ke
dunia.
Ada impian menjadi orangtua diusia
muda. Rasa-rasanya akan lebih optimal dalam mendidik mereka. Mendampingi
aktivitas anak diwaktu muda, belajar Al-Qur’an bersama, saling memberikan
motivasi dalam menghafal kalam-kalamNya, salah satu mendengarkan yang membaca. Masya
Allah, indahnya… Dan Rasanya aku juga akan bangga bercerita perjuanganku
mencari nafkah pada anak-anak tercinta. Wahhh impian yang selalu
terbayang-bayang, terpikiran. Apalagi saat anak diwisuda, kemudian kami foto
bersama disaat aku masih tampan, pasti anakku senang bukang kepalang. Hehee
Masya Allah, sungguh keluarga yang
diidam-idamkan kedatangan waktunya. Maka bagi yang dirinya sudah siap, sudah
dapat ijin, sudah tetap berpenghasilan. Segeralah. Jangan tunda dengan maksiat,
jangan timbun dosa dengan berpacaran. Mari perdalam ilmunya di SPNI MAFAZA.
0 komentar:
Posting Komentar