Musa.
Nama ini sebelumnya asing di telingaku. Apa sii kelebihannya ko bisa membuat
ustadz Rian dan ibuku menangis menilainya?
Suatu
ketika, ustadz membagikan tautan di sebuah media social. Aku membacanya sambil
lalu dan memberikan jempolku *like pada
tautannya tersebut, tanpa membuka isi tautan *kebetulan berisi video, jadi susah untuk dilihat di HPku.
Pada
suatu kesempatan, aku berada di rumah simbahku dan sedang tidak bertugas di
rumah sakit, aku membuka tautan ustadz dengan laptopku.
“SUBHANALLAH, inikah yang bernama Musa itu?”
Seketika aku kagum padanya dan meneteskan air mata bahagia. Lucu dengan
kepolosannya, giginya yang masih dalam perbaikan *gupis. Anak berumur 5,5
tahun ini hafal 29 juz. Alangkah bahagia kedua orang tuanya.
Semakin
deras saja aku dalam tangisku, aku memuji-Nya yang telah memuliakan Musa. Aku
sedih, selama ini aku lebih sering banyak bermain dan jauh dari Al Qur’an. Ini
salahku, aku tidak berhak menyalahkan orang lain. Aku berdoa pada Rabb ku, agar
aku diberikan kemudahan dan kelancaran dalam menghafal. Aku ingin mewujudkan
cita-citaku yang semakin memuncak akhir-akhir ini, “AKU DAN KELUARGAKU SEBAGAI
GENERASI QUR’ANI”
Semua
akan terwujud, jika sang nahkoda telah memberikan contoh dan arahan yang baik. Aku ingin
menjadikan anakku sholeh, menjadikannya penghapal Kalam-kalam-Nya, seperti Musa ini yang hampir menyelesaikan 30 juznya.
Aku akan semaksimal mungkin menghafal dan memahami kalam-kalam-Nya.
Ada
pepatah mengatakan buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, sifat anak tidak akan
jauh dari orang tuanya. Pepatah ini selalu teringat dalam hati, dikuatkan dengan teori setengah kromosom diturunkan / diwariskan dari bapak dan setengahnya dari ibu. Aku harus
berbakti pada kedua orang tuaku, maka anakku akan berbakti padaku kelak. Aku harus
sholeh, aku harus hapal 30 juz, Aku harus berlemah lembut, aku harus
berprestasi, maka anakku akan meniruku. *Insya Allah.
Siapa
pun istrinya dia harus sholehah, mampu memberikan pendidikan pada anak selama
ditinggal suaminya, siap menempuh cita-cita bersama, suka maupun duka.
“Wahai
istriku,
engkau
adalah pendamping hidupku,
engkau
memegang amanahku saat aku pergi,
bentengilah
imanmu dengan Al Qur’an,
bimbinglah
anak-anakku memahaminya,
asuh
mereka dengan kelembutan dan kasih sayang,
tunjukan
bahwa engkau mencintai Allah dan Rosulnya,
Insya
Allah anak-anak akan meniru kita.”
Kita
tahu bahwa, anak-anak kita adalah salah satu asset terbesar agar dipermudah
dalam meraih ridho-Nya. Anak yang dididik menjadi anak yang sholeh dan
sholehah, doanya akan senantiasa menjadikan pahala yang mengalir bagi kedua
orang tuanya, diterangkan dalam sebuah hadist
Dari
Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda: "Apabila seseorang itu
meninggal dunia maka terputuslah amalannya kecuali dari tiga perkara, sedekah
jariah, ilmu yang bermanfaat dan anak yang soleh mendoakan untuknya."
Subhanallah,
anakku surgaku, berdoa demi keselamatan kedua orang tuanya. Aku tidak akan memaksakan kehendakku menjadikanmu seorang militer karena aku pernah bercita-cita menjadi militer. Aku akan membiarkanmu memilih keputusanmu nak, asal itu baik dan berguna, abi selalu mendukungmu. Bahkan jika engkau memintaku untuk menikahkanmu di usia mudamu,
aku akan merestuimu, asal engkau sanggup memenuhi kewajiban-kewajibannya.. Aku
akan hargai keputusanmu, menghargai keberanianmu, abi bangga padamu.
Aku akan
mendampingimu dengan segenap kemampuanku nak.
Abi suka
engkau yang selalu ceria bersyukur atas rahmat Ilahi Robbi,
abi
suka engkau yang menangis saat engkau ingat telah berbuat dosa,
abi
suka engkau yang selalu membenah diri,
abi
suka engkau karena engkau telah menghafal kalam-kalamnya,
abi suka engkau disetiap malam membangunkan kami untuk menghadap-Nya,
abi suka engkau disetiap malam membangunkan kami untuk menghadap-Nya,
Aku siap menjadi pendengar setiamu.
Aku bangga padamu nak.
Aku bangga padamu nak.
*angan
dalam mimpi-mimpiku.
Ya Allah, Ya Rahman, Ya Rahim… Engkau mampu
mewujudkan suatu hal yang mustahil. Siang menjadi malam, malam menjadi siang.
Orang yang telah mati dapat dihidupkan, dan yang hidup dapat dimatikan. Hanya
dengan Kun Faya kun-Mu itu, semua menjadi sebuah kenyataan. Kami memohon ampun
pada-Mu atas kesalahan-kesalahan yang lalu, Berikanlah kami petunjuk agar
selalu berada di jalan-Mu yang lurus, terangilah kami dengan cahaya hidayah-Mu,
jadikan kami sebagai insan yang bersyukur atas pemberian-Mu. Muliakan kami
dengan Al Qur’an, muliakan kami dengan Ilmu, dan muliakanlah kami dengan
pendamping hidup dan anak-anak kami Ya Rahim..
Cinta kami terhadap mereka, semata-mata untuk lebih
mencintai-Mu
Aamiin
Ya Rabbal ‘Alamin
0 komentar:
Posting Komentar