Praktek klinik keperawatan II di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M. Ashari.
Setelah satu minggu bersemayam di
ruang persalinan, ruangan berikutnya adalah ruang kepodang, berisikan pasien
dengan penyakit dalam.
Hari
pertama saya sudah dikagetkan dengan berbagai macam penyakit yang menimpa para
pasien, mulai dari penyakit yang ringan sampai yang berat pun ada..
Berbeda
sekali dengan ruang persalinan, saya berpikir setelah kemarin diajari untuk
berterima kasih pada seorang ibu, pada ruangan ini saya akan diajari untuk
senantiasa bersyukur atas apa yang Allah berikan selama ini.
Subhanallah
walhamdulillah, saya melafalkannya di dalam dada. Badan dan fisik yang sehat,
ruhani yang wal afiyat harus senantiasa saya optimalkan dalam setiap saat agar
bernilai ibadah. Allah memberikannya dengan percuma, oksigen ini masih bisa dihirup
tanpa bantuan tabung oksigen, itu artinya bernilai gratis, tanpa harus membayar
materi. Kaki yang masih dengan tegaknya bisa berdiri, akan selalu saya upayakan
ke rumah-rumah ilahi.
Jika
kita bersyukur atas apa yang telah diberikan oleh Allah, maka Allah akan
menambah nikmatnya, dan jika kita kufur maka jangan lupa adzabnya sangat pedih.
Sebagaimana firmannya dalam Al Qur’an surat Ibrahim ayat 7
"Barang
siapa bersyukur atas nikmat-Ku, maka akan kutambahkan nikmat-Ku. Dan barang
siapa kufur atas nikmat-Ku, adadz-Ku sangat pedih." (Q.S. Ibrahim:7)
Laing syakartum la azii dannakum,
wa laing kafartum inna ‘adzaa bii lasyadiiid. (Q.S. Ibrahim:7)
Lalu
bagaimana dengan yang diberi sakit, usahakan untuk tetap bersyukur. Harus berpikiran
baik dan positif *khusnudzon akan
Allah, barang kali, ini adalah suatu ujian dan cobaan, karena hakikatnya orang
yang Allah kehendaki baik akan diberikan ujian, apakah memang benar-benar baik?
sebagaimana sabda Rosul
“Barang siapa yang Allah
menghendaki kebaikan baginya, maka akan ditimpakan cobaan padanya.” (
HR. Al-Bukhari )
Tuh kan, antum semua yang sakit dipandang
baik oleh Allah, jadi bersabarlah.
“Saya sudah bersabar, namun belum juga
diberikan kesembuhan?” jika kalimat ini yang keluar dari mulut kita, maka sabar
itu masih ada batasannya, sabar itu tidak ada batasnya akhi fillah. Bersabar menunggu
kesembuhan bagaimana caranya?
Sabar bukanlah hanya berdiam diri saja,
melainkan telah berbuat untuk mencapai apa yang diinginkan. Missal begini, akankah
kita berdiam diri saat kita dipukuli, itu bukan sabar, itu pasrah namanya. Sabar dalam
menghadapi sakit adalah telah berupaya berobat, mengikuti apa yang telah disarankan
tenaga kesehatan, dan setelah itu senantiasa berdoa menunggu kesembuhan, itulah
sabar dalam menghadapi sakit. *kajian Ba’da
Magrib Ustadz Syarif Ba’asyir
Ada pertanyaan lagi, saya sudah berupaya
semaksimal mungkin dengan cara tadi, tapi kesembuhan tidak kunjung datang,
bagaimana?
Ingat Allah sayang antum, kita baca bersama
hadist berikut
“Sesungguhnya besarnya pahala tergantung pada
besarnya cobaan. Sesungguhnya Allah subhanahu wa ta’ala jika mencintai suatu
kaum maka Dia akan memberikan cobaan kepada mereka. Barang siapa yang ridha
maka dia akan memperoleh keridhaan-Nya dan barangsiapa yang murka maka dia akan
memperoleh kemurkaan-Nya.” (HR. At-Tirmidzi, dia mengatakan; Hadis ini
Hasan)
“Tidak ada musibah yang menimpa
seperti keletihan, kelesuhan, sakit, duka, susah atau gangguan sekedar tusukan
duri melainkan Allah akan menghapus sebagian dosanya.” (Hadits
Riwayat Bukhari – Muslim)
Ia akan gugur bersama
rasa sakit
Ibarat daun-daun yang
berguguran di musim gugur
Bukan karena
kerusakan dari dalam tubuh pohon
Melainkan karena
panas dari luar
SUBHANALLAH,
semoga Allah memberkahi..
0 komentar:
Posting Komentar