Terpikir
nasehatnya, "Mas kalo side (simbah)
sudah tidak ada, tolong minta doanya, doakan side dipermudah saat menghadap
sang Ilahi, menjawab pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir, dilapangkan kuburnya
serta mendapat rahmat dari-Nya".
Beliau
mengucap sambil menangis mendekapku delapan tahun yang lalu ba'da subuh.. Aku ikut terbawa suasana, aku ikut meneteskan air
mata. Ini pertanda side akan meninggalkan kami semua.
Beliau
salah satu orang yang senantiasa mendidikku untuk selalu sholat berjamaah,
ngaji di masjid dan berbakti kepada orang tua. Yah walau itu beliau lakukan
baru-baru ini, mungkin side telah sadar bahwa cucunya tidak hanya pada anaknya
yang ini dan yang itu, beliau sadar kami semua adalah cucunya, cucu yang harus
mendapat didikan dan perhatian. Beliau mulai membenah diri dengan berlaku adil
kepada kami..
Suatu
ketika saat bulan Ramadhan, waktu itu aku kelas empat SD. Aku mulai ingat
beliau mulai peduli saat aku kelas empat, saat aku mulai giat sholat, mulai
suka dengan ibadah. Beliau menjanjikan aku akan membelikan mie rebus satu
kardus, untuk memotivasi dan mendorongku agar aku full menyelesaikan satu bulan
Ramadhan dengan puasa.
Dan
pada akhirnya aku pun menyelesaikan puasaku satu bulan dengan iming-iming mie
rebus dari side, kebetulan dulu aku adalah penyuka mie rebus, mungkin badanku
yang melar ini karena faktor terlalu sering mangonsumsi mie rebus… *itu dulu, sekarang pun masih, masih gemuk! Sedih.
Sempat
sii beberapa kali aku menengok kepalaku ke kanan dan ke kiri siapa tahu ada
orang, setelah memeriksa sedang tidak ada orang, terkadang aku menenggak air
setengah gelas ditengah siang bolong, waktu itu rasa hausku susah sekali untuk ditahan,
karena tidak ada orang yang tahu dan melihat, aku pun melanjutkan kembali puasaku.
*Maaf side, aku berbohong beberapa kali,
sungguh waktu itu aku haus sekali. Tidak untuk ditiru yah adik-adik di
rumah, ingat Allah selalu melihat.
Tiga
tahun terakhir aku banyak lupanya dari pada ingat nasehat dan pesan side agar
selalu mendoakan beliau. Pagi ini Bu’de datang dan mengajakku membersihkan
makam side, Astaghfirullah disini aku benar-benar mulai teringat kembali pesan
itu. Aku bergegas mengganti baju sholatku dengan celana training dan kaos. Aku meminjam cangkul
dan membawa pisau karambit. Aku dan bu’de membersihkan makamnya, sedih atas
kematiannya, semoga beliau diterima oleh sang pencipta… Insya Allah aku akan
senantiasa mendoakanmu.
“Side maafkan aku, selama ini aku hampir lupa pesanmu”.
0 komentar:
Posting Komentar