Peristiwa ini sebenarnya sudah lama
terjadi, tapi baru kali ini aku menulisnya. Mohon dimaklumi, terkadang waktu yang
Allah berikan ini aku gunakan untuk hal-hal yang kurang bermanfaat, hal-hal
lagho (sia-sia) malah aku kerjakan, sehingga suatu yang menjadi aturan dan
perintahnya terabaikan… *saling
menasehati
Disuatu hari, aku pulang dari kampus.
Sekitar jam lima sore lah tepatnya. Melawati jalan yang biasa aku lewati *Arcawinangun. Semilirnya angin mengenai
tubuhku yang sedang letih waktu itu. Hahh sejuknya, nikmat yang Allah berikan
ini. Sungguh tidak ada yang bisa menghitung nikmat-Nya kalaupun semua manusia
dikumpulkan untuk menghitungnya, tetap saja tidak akan ada yang bisa
menghitungnya, saking banyaknya nikmat Allah… *Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah.
Aku lewati jalan sambil berlatih adzan
persiapan Magrib tiba. Ku ulangi lagi dan lagi hingga mulutku berbusa…
Sampailah pada pertigaan jalan, aku akan menyebrang. Ku tengok kanan kiriku,
banyak kendaraan berlalu lalang. Aku mencoba bersabar dan menunggu waktu yang
tepat, agar aku bisa kembali melanjutkan perjalanan pulang ke masjid. Saat aku
menunggu, tiba-tiba saja dari arah belakangku sebuah kendaraan bermotor dengan
pengemudinya mencoba menyebrang tanpa melihat arah kanan dan kiri. Bunyi ban
motor yang direm secara mendadak *Ssrrrrreeettt,
keras dan berderit begitu panjang. Hampir saja, sebuah motor bebek dari
sebelah kananku menabrak pengemudi yang main tancap gas dari arah belakangku…
Alhamdulillah, Allah masih mengasihi mereka berdua.
Bukannya kalimat syukur yang terucap dari
lisannya, karena tidak terjadi peristiwa yang menurutku mengerikan *kecelakaan. Sang pengendara dari arah
kanan ini malah mengeluarkan kata dan kalimat yang tidak layak untuk diucap
ditujukkan pada pengendara tadi…*Naudzubillah.
Padahal kalau dipikir lagi, semua yang akan dan sudah terjadi adalah kehendak
Allah. Allah telah menuliskannya di Lauhul Mahfudz, Allah berfirman dalam Al
Qur’an.
“Tiada
suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan tidak pula pada dirimu sendiri,
melainkan telah tertulis dalam kitab (lauhul mahfudz) sebelum kami
menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu mudah bagi Allah.” Qur’an surat Al Hadid ayat 22.
Allah telah menuliskan apa yang akan
kita alami, perkara yang kecil dan mudah bagi Allah. Maka dari itu, seharusnya
kalimat syukurlah yang terucap keluar dari mulut pengendara tadi… “Alhamdulillah, Allah masih memberikan
keselamatan dan menggagalkan terjadinya kecelakaan.” Saling memaafkan satu
sama lain dengan cara kekeluargaan. Miris perasaanku mendengar pertengkaran
yang terjadi, hatiku bergumam, “Ya Allah
kenapa masih saja ada orang yang seperti ini di bumi-Mu?” Aku rasa mereka
berdua adalah seorang muslim, dalam sebuah hadist dijelaskan “Orang
islam itu, diibaratkan satu tubuh. Jika satu mengalami sakit, maka yang lain
pun akan merasakan sakitnya.” Mungkin hadist ini masih belum terpatri dalam hati dan
kurang dipelajari… *Ya Allah, jadikan
hamba dan para pembaca sekalian sebagai hambamu yang mengerti dan mengamalkan
ilmu yang Engkau ajarkan... Amin
Saudaraku yang berbahagia, sungguh
rasanya damai sekali jika kita saling mengerti dan saling memahami. Semua ini
telah ditaqdirkan oleh Sang Pencipta. Syukuri dan teguhkan hati, jika mengalami
hal yang dirasa kurang berkenan di terima. Bukan hanya kasus tadi, Semua! Semua
yang kita alami dalam kehidupan sehari-hari… Aku yakin anda juga pernah
mengalami hal serupa, mungkin lebih. Jika dulu disikapi dengan rasa kesal
berkecamuk, maka mulai saat ini kita ubah mindset dengan bersyukur.
Aku menyadari betul, apabila hal ini
dialami olehku belum tentu aku bisa berpikir demikian. Tapi setidaknya jangan
kata kotor yang keluar, ingat kembali Allah. Sehingga rasa kesal tadi aku
luapkan dengan syukur Alhamdulillah.
Masya Allah, semoga Allah memberkahi…
0 komentar:
Posting Komentar