(Kisahku)
Rabu, 30 Januari 2013
Mohon maaf sobat, kejadian ini telah lama sobat Jovi alami
namun baru kali ini sobat Jovi menuliskannya. Kejadian yang sangat menarik
untuk disimak.
Kali
itu tanggal berapa, saya sudah lupa (heee, maklum sudah terlalu lama soalnya)
yang jelas harinya masih ingat, hari sabtu dan minggu dan waktu itu saya masih
duduk di bangku SMA kelas XI semester 2 (jangan diartikan secara sempit lho
yah, maksudnya → masih belajar di SMA.) berarti masih pada tahun 2011,
sekarang 2013, wehhh lama juga yah..
Pada
hari itu saya ditugaskan dari pihak sekolah untuk mengikuti Sosialisasi
Konselor Bahaya Merokok Aktif maupun Pasif sekabupaten Pemalang kalo ga salah,
soalnya banyak dari SMA-SMA lain yang ikut sii. Saya ditugaskan amanah yang
mulia ini (haaa mulia... mulioo kalii, hee guyon-guyon. Santai bro santai
jangan tegang) tidak sendirian alias saya ditemani oleh 3 orang teman saya
lainnya yang berasal juga dari SMA N 1 Bantarbolang (SMA paling terfavorite di
Kec. Bantarbolang, Heee). Sebut saja meraka Luxi teman sekelas saya, sedangkan
Fajar R dan Labib adalah adik kelas saya.
Kami
berangkat ke Moga tempat Sosialisasinya, tepatnya di Hotel (tapi saya lupa nama
hotelnya, seingat saya hotel itu didepan persis pemandian moga) dengan sendiri-sendiri
dan tidak memakai kendaraan bermotor karena acaranya menginap (yaaa walaupun
satu malam), ternyata saya yang paling awal sampai di Moga kemudian disusul
oleh ketiga temen saya ini, mereka menyusul saya secara bersamaan (orang
rumahnya juga 1 alamat, bagemana ga bareng. Haa:D). Setelah turun dari bis,
tidak langsung masuk ke hotel namun temen yang bertiga ini sarapan dulu di
depan pemandian Moga. Saya hanya menunggu mereka, karena saya sudah terlebih dahulu
sarapan di rumah. Sembari menunggu mereka sarapan ada ibu-ibu yang usianya
sudah dikatakan lansia (lanjut usia) datang menghampiri saya, ternyata ibu itu
meminta santunan pada saya, lalu saya kasih ibu itu sejumlah Rp 1.000. Coba
kalo saya kasih sama ibu itu lebih dari Rp 1.000, padahal di saku saya ada uang
lebih dari Rp 1.000 ( pasti saya lebih beruntung lagi.) dan anehnya si ibu itu
hanya meminta pada saya saja, tidak pada 3 orang temen saya yang lainnya. (#sudah
mau memasuki ke Tema sesungguhnya ni, tetep dibaca yah... heheheee, kisah nyata
lho ini, kisah nyata.)
Setelah
ketiga temen saya selasai sarapan, kemudian kami memasuki hotel untuk
registrasi. Selasai registrasi kami diantarkan dari pihak panitia konselor ke
kamar yang telah disediakan untuk kami, kami berempat hanya diberi kamar satu,
dimana ada 2 tempat tidur jadi 1 tempat tidur untuk 2 orang anak (lho kok jadi
hitung-hitungan kaya mapel matematika yah, heee). Waktu itu kebetulan sama luxi
temen sekelas saya diranjang yang sama.
Acarapun
dimulai, seperti biasa yang namanya acara sosialisasi mesti ada tentor yang
meyampaikan materi dulu, entah dimana itu, samuanya mesti kaya gitu (ya iya
lah, namanya juga sosialisasi). Sekitar kurang lebih 2 jam tentor menyampaikan
materinya, ternyata diakhir acara yang pertama, kami tidak menyangka-nyangka
dan menduga-duga disuruh mengerjakan soal yang telah disediakan, karena tadi
tidak menyimak tentor dengan sungguh-sungguh, saya kuwalahan terhadap soal-soal
yang dihadapan saya ini (waduhhh bagaimana iniii??? #lebay-lebay). Dalam pikir,
daripada tidak diisi lebih baik seadanya yang diketahui saja, saya tulis seadanya
yang diketahui saya. Soalpun selasai digarap, kemudian istirahat untuk sholat
dan makan, #disini makannya prasmanan jadi ambil aja yang banyak, heee :D)
Pukul
13.30 acara dilanjut lagi, ternyata soal yang tadi dikerjakan sudah terkoreksi
semua. Hati berdebar-debar menanti hasil yang telah dikerjakan. Dalam benak
saya, pasti saya yang paling tinggi nilainya...!!! nilai disebutkan 1 per 1
oleh panitia dan menggunakan pengeras suara lagi, apa yang dipikiran saya
ternyata melenceng 90 derajat, artinya nilai saya yang paling terendah.. #toet-toeeeettttt,
sedih bercampur malu menyelimuti diri saya, gimana ga malu coba! Adik kelas
saya nilainya lumayan menengah, kaka kelasnya jeblog, waduh-waduhh. Langsung drop
kondisi saya saat itu. Tapi saya tidak ada sedikitpun rasa menyerah untuk
memperbaiki kekurangan saya.
Tentor
menyampaikan kembali materi-materinya tibalah sampai pada jam setengah lima,
waktunya untuk istirahat, hal yang pertama dilakukan adalah sholat Ashar,
kemudian belajar dengan serius karena besok ada tes yang bener-bener tes dan yang
nilainya tertinggi katanya diberi hadiah, ini kesempatan saya bahwa saya bisa,
setelah belajar lalu mandi, Sholat Maghrib, makan malam, sholat Isya, dan
dilanjut pengisian materi kembali. Detik, menit, dan jam demi jam terlewati
dengan hati yang penuh rasa gelisah dan malu. Pada materi ini, disuguhkan tanya
jawab secara lisan, kebetulan pertanyaannya itu mengenai umur berapa sang
mentoring? Dan yang bisa menjawab ada doorprice sebesar Rp 50.000, temen-temen
saya maupun temen-temen yang dari SMA lain berlomba-lomba menjawab, tetapi
tidak ada yang berhasil satupun. Kemudian saya tunjuk jari, dipersilahkan oleh
tentornya untuk menjawab, jawaban yang saya ucapkan tanpa pemikiran atau
wangsit, nyeplos saja gitu. Ehh tau-taunya bener...Horreee dikasih Rp 50.000.
Alhamdulillah kata yang pertama terucap dari mulut saya. Sekitar jam setengah
11 acara sudah selasai, peserta konselor menuju ke kamar masing-masing. Kali
ini sudah agak terobati perasaan sedih saya (mata duitan banget yah, dikasih Rp
50 rb saja sudah terobati,,, Bukan begitu maksudnya, dalam kamar soalnya saya
baru ingat, owh iyah bahwa tadi pagi saya sedekah sama ibu-ibu sepuh walaupun
Cuma Rp 1.000.,). Rp 50 rbyang saya dapatkan itu membuktikan yang dijanjikan
Alloh, kan janji Alloh kalo membelanjakan harta kita dijalan Alloh maka akan
digantikan 10 kali lipat. Jangan berpikiran, lho itu kok hanya 5 kali lipat??
Yang 5 lagi kemana??, jangan yah, jangan. Soalnya ceritanya masih ada lanjutanya
bahwa Alloh akan menambahkan yang 5 belum dibayarkan, bahkan Alloh
melipatgandakan lebih dari 10 kali lipat. Simak saja kelanjutannya............
Jam 22.30
bukannya langsung tidur, tetapi saya gunakan untuk belajar sejenak karena besok
mau ada tes lagi. Lama-lama ngantuk juga belajar kemaleman, kira-kira sampai
jam 11.30. memutuskan untuk tidur dan bangun jam 3.30. Mandi dan belajar lagi
hal yang pertama dilakukan, adzan pun tiba lalu sama-sama kami kemushola
menunaikan sholat shubuh. Jam 6.30 makan secara prasmanan, kemudian jam 8
kumpul lagi untuk mendengarkan mentoring. Jam 9.30 tentor selesai memaparkan
materinya, dilanjut pengerjaan soal-soal yang telah awal saya tadi ceritakan.
Alhamdulillah, yang kupelajari keluar semua, kali ini saya tidak mau kepedean
dapat nilai tinggi. Ternyata setelah dikoreksii saya peringkat 1 dari sekian
banyak peserta yang ikut. Saya dikasih penghargaan dan hadiah. Disinilah Alloh
memberikan yang kurang dari 5 kali tadi bahkan menurutku lebih dari 10 kali
lipat. Dan ketika pulang pun Alhamdulillah dengan biaya gratis.
Sahabat
yang berbahagia, dalam hidup itu harus selalu bersyukur apa yang telah diberikan
Alloh pada kita. Kalaupun sahabat ingin menuntut labih pada Alloh, sahabat juga
harus lebih dari apa yang biasa sobat kerjakan, amalkan.
Dengan sedekah,
Alloh menggantikannya 10 kali lipat. Sebenernya kita masih hidup dan masih bisa
menikmati yang namanya udara yang gratis ini adalah kenikmatan yang telah Alloh
berikan pada kita. Belanjakanlah harta kita dikala lapang maupun sempit dijalan
Alloh sobat. Sebagai tanda bukti rasa saling cinta mencintai antar sesama dan
tanda bukti syukur pada Alloh.
Sekian, semoga bermanfaat. Wassalammu’alaikum
0 komentar:
Posting Komentar