Aufa,
Kiki dan Naila begitu terlihat semangat mengikuti latihan. Agil dan kakaknya
pun tak mau kalah, padahal mereka sedari tadi menahan lapar karena belum
sarapan. Mereka semua tetap bersemangat melanjutkan latihan, uji coba untuk
perlombaan. Melihat kekompakkan mereka, kami kira sudah cukup untuk mengakhiri
latihan kali ini. Kurang lebih dua jam kami memberikan arahan dan bimbingan.
Tinggal membimbing adiknya Aufa –Adzkia-
dalam persiapan lomba hafidzul Qur’an.
Malam
hari tiba. Tiba-tiba ustadz Mahyuddin memanggil, “Mas tolong si Kia (begitu panggilannya) untuk murojaah bersama antum,
kalau dengan saya dia banyak alasan (alias sungkan).” Padahal waktu itu saya juga ingin
setoran pada beliau, tapi yaaa tidak apa-apa demi kebaikan TPQ. Akhirnya saya
pun tidak jadi setoran. *Kenapa jadi curhat? Hehee.
Berdua
dengan kia anak umur 6 tahun, dari selpas Isya sampai jam Sembilan kami berdua bersama
memurojaah juz ama. Asyik juga sih. seandainya saja kelak anak saya mau bareng
murojaah, wahh alangkah bahagianya saya menjadi Abi. *Wadduh ini ceritanya
kemana, toh? Baiklah kita lanjutkan. Peace. Hee.
Keesokkan
harinya tiba. Sebelum berangkat menuju tempat perlombaan, ada beberapa arahan
dari kami untuk tetap semangat, menang ataupun kalah. Dan Adzkia, melanjutkan
persiapannya, masih bersama saya, hehee. Apa karena saya dianggap kakaknya yah?
Wellehh, sopo toh koe wani-wani ngomong kekkue (translate: siapa sii kamu,
berani-berani bicara seperti itu)? *kalii ajah.
Dirasa
sudah siap semua. Kami berangkat.
Kia
menuju ruang perlombaan hafidzul qur’an. Awalnya tidak mau tampil. Alasannya
sepele, ya maklum anak kecil. Malu katanya. Tapi dengan bujuk rayu dari
perangkai kata, saya dan Fahri maksudnya. “Kia
kan udah latihan, tuh liat yang lain saja berani. Kia pasti juga bisa kok.
Semangat 45. Hehee.” Dan akhirnya Kia tampil juga. Alhamdulillah. Huhhh
gemes.
Disisi
yang lain, Lomba cerdas cermat islam. Aufa dkk, terlihat semangat bercampur
aduk rasa bingung. Bagaimana tidak? Ditahap pertama, dengan waktu 20 menit
(kalo nggak salah) harus merampungkan 50 soal pertanyaan essay. *Wuhh luar
biasa kan? Iya biasa. Wadduh.
Panitia
mengumumkan, Waktu selesai! Semua jawaban dikumpulkan! Kami khawatir, tapi saya
melihat mereka tenang-tenang saja. Katanya “Tenang
kak, sudah terisi semua.”
Alhadulillah. Anehnya, disaat anak-anak tenang menanti hasil penyisihan,
kami justru yang paling riewuh, mata kami ditutup, telinga kami disumpel,
berdebar kencang jantung kami, teriakan-teriakan kecil pun keluar saat
pengumuman diucapkan. Dan Hoorree,
mereka masuk nominasi team yang lolos ketahap berikutnya. Yeye yeye,
Alhamdulillah.
Tahap
demi tahap mereka lewati. Kami tetap dalam keadaan yang penuh was-was dan
harap-harap emosi. wadduhh
Dan
akhirnya, Rona keceriaan ada di raut wajah mereka. Setelah beberapa kali
latihan, mereka mendapatkan hasil terbaiknya. Saya katakan terbaik, karena ini
adalah babak awalan. Mereka baru pemula, tapi sudah mampu berkompetisi dengan
TPQ-TPQ yang lainnya. Luarbiasa semengat kalian!
Note
: saya tidak terlalu alay, seperti apa yang saya tuliskan diatas.