Jumat, 26 Juli 2013

Tiga Perkara yang Dibawa Mati (Kultum)

- 2 komentar
Sobat yang berbahagia, ini sedikit kultum yang saya sampaikan dibulan Romadhon 1434 H pada tanggal 24 Juli 2013. Baik langsung saja kita simak apa isinya, semoga dapat bermanfaat yaahhh…. Aamiin.


Setiap yang bernyawa pasti akan mengalami yang namanya mati, الْمَوْتِ ذَائِقَةُ فْسٍ نَ كُلُّ Tiap-tiap yang bernyawa akan merasakan mati.


Namun kematian itu, kita tidak bisa tahu kapan terjadinya akan menimpa dan menjemput kita. Mungkin nanti ketika tua, atau 10 tahun lagi, atau 5 minggu lagi, atau 2 hari lagi, atau bahkan saat ini pun kita dijemput malaikat maut, hanya Allah yang bisa menentukan! Akankah kita menunggu tua untuk taubat, untuk benar-benar menjalankan perintah-Nya, padahal tahu bahwa kematian itu bisa menjemput secara tiba-tiba, kapan saja, dimana saja, dan tidak mentolerir siapa itu orangnya. 

Kemudian setelah mati, apakah ada hari pembangkitan sebelum datangnya hari akhir yang begitu dahsyatnya? Maka jawabnya, “Tentu ada” yaitu alam kubur atau sering disebut dengan alam barzah.

Akankah disana mendapat kenikmatan, jika itu yang didapatkan sudah barang tentu Surga yang akan didapatkan kelak. Tetapi sebaliknya jika siksa atau adzab kubur yang dirasakan maka sudah menjadi kewajiban untuk masuk Neraka terlebih dahulu kelak. Namun apakah mau menerima Neraka walaupun satu hari? Hanya orang-orang yang sudah tidak waras mungkin yang mau menerimanya… Naudzubillah 

Mudah-mudahan kita dijauhkan dari adzab kubur. Aamiin

Lalu apakah yang harus kita persiapkan untuk menyambut kematian ini??
Abu Hurairah bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda: "Apabila seseorang itu meninggal dunia maka terputuslah amalannya kecuali dari tiga perkara, sedekah jariah, ilmu yang dimanfaatkan dan anak yang soleh mendoakan untuknya."

Dari perkara yang telah disebutkan oleh rosul ini, sebelum ajal menemui kita nanti, maka kali ini dan untuk selanjutnya kita harus benar-benar kita jalankan dengan sebaik mungkin.

Mari kita bahas secara singkat satu persatu.

1. Shodaqoh jariyah
Kata jariyah berasal dari jara yang artinya mengalir. Jadi sedekah jariyah adalah sedekah yang mengalir pahalanya. Shodaqoh yang ada manfaatnya dimasyarakat umum. Ambil contoh mendirikan masjid atau setidaknya tenaga kita untuk bisa membantu merenovasi masjid jika dalam pembangunan, sehingga ketika masjid ini dipakai untuk kegiatan ibadah maka kita akan kecipretan pahala kebaikan dari orang-orang tersebut. Dan banyak lagi contoh yang lainnya.

2. Ilmu yang bermanfaat
Dalam perkara yang kedua ini otomatis umat islam dituntut untuk mencari ilmu yang baik dan mengamalkannya dan amalannya itu mampu mengundang pahala yang tak henti-henti. Dalam sebuah hadist dijelaskan, “barang siapa mengajarkan ilmu maka baginya pahala (sebesar pahala) orang yang mengerjakan amalan dari ilmu tersebut tanpa mengurangi pahala orang yang mengerjakannya (HR. Ibnu Majah)

3. Doa anak yang sholeh
Terakhir yang disebutkan oleh rosul adalah Doa anak yang sholeh dimana ketika salah seorang atau dua-duanya (orang tua) ini telah meninggal maka ketika anak sholeh ini mendoakan kedua orang tuanya Insya Alloh pahala yang selalu mengalir untuk orang yang didoakannya.
Kesempatan yang begitu luas untuk kita tentunya yang masih menjadi anak, dan juga masih ada kesempatan bagi orang tua yang ingin menjadi sholeh agar bisa mendoakan orang tuanya dalam kubur.


Demikian yang bisa disampaikan,
wassalammualaikum Wr.Wb


[Continue reading...]

Sabtu, 06 Juli 2013

Coretan Kecil

- 0 komentar
Assalammualaikum sobat, waduh-waduh lama juga kita tak jumpa, kangen rasanya untuk menulis mengenai sesuatu yang terjadi pada diri ini. #untuk pengingat kegiatan apa saja yang pernah dilakukan disaat muda gitu. hehehe
semoga setelah sekian lama kita tak jumpa, Alloh selalu memberikan Rahmat dan Karunia-Nya pada sobat semua agar tetap berada dijalan-Nya yang lurus.
Bulan Romadhon dalam hitungan hari akan tiba, umat muslim sedunia menyambutnya dengan rasa senang dan penuh bahagia. Karena bulan ini adalah bulan yang penuh maghfiroh (Ampunan) dan dilipatgandagan pula pahala ibadah yang umat Islam lakukan di dalamnya. alangkah indahnya jika kita mempersiapkan kedatangan bulan ini dengan Niat yang betul, Fisik dan Rohani yang terjaga. Begitu pula dengan kami takmir sekaligus santri masjid fatimatuzzahra yang menyambutnya dengan berbagai acara yang telah kami rancang satu bulan sebelumnya.
Inilah berbagai kegiatan yang telah kami rancang dan sebagian sudah terlaksanakan yaitu BMS (Banyumas Menyimak Al-Qur’an) dan Training Da’i. Besok adalah pelaksanaan Pawai Romadhon.

Kilas Foto
Saya di Banyumas Menyimak Al-qur'an

Memimpin Tahsin di Training Da'i



No
NAMA KEGIATAN
WAKTU PELAKSANAAN
1
BMS (Banyumas Menyimak Al-Qur’an)
23 Juli 2013
2
Training Da’i
28 – 30 Juli 2013
3
Pawai Romadhon
7 Juli 2013
4
Pesantren Kilat Mafaza
13-14, 20-21 Juli 2013
5
Lomba Cepat Tepat Agama Islam
17 Juli 2013
6
Pelatihan Pengasuh Pengajian Anak-anak
28 Juli 2013
7
Festival Anak Sholeh MAFAZA
21 Juli 2013
8
Training Pengurusan Jenazah
1 Agustus 2013
9
Kursus Baca Al-Qur’an Metode Tartili
18-28 Juli 2013
10
Kajian TPA jelang Buka
Selama Romadhon
11
Kajian Jelang Buka Puasa
Selama Romadhon
12
Buka Bersama 500 Jama’ah
Selama Romadhon
13
Jelang Terawih dan Terawin 2 in 1
Selama Romadhon
14
Ba’da Subuh
Selama Romadhon
15
I’tikaf dan Kajian Dhuha
10 hari terakhir Romadhon
16
Pengelolaan Zakat
10 hari terakhir Romadhon
17
Silaturrahim Keluarga Besar Mafaza
25 Agustus 2013
[Continue reading...]

Minggu, 26 Mei 2013

Wanita Penghuni Neraka

- 0 komentar


“Sesungguhnya orang-orang fasik adalah penduduk neraka.” Dikatakan, “Ya Rasulullah, siapakah mereka?” Rasul bersabda, “Para wanita.” Seorang laki-laki bertanya, “Ya Rasulullah, bukankah mereka itu ibu-ibu, saudari-saudari dan istri-istri kita?” Rasul menjawab, “Benar, tetapi mereka itu, jika diberi, tidak bersyukur; jika diuji, tidak bersabar."
(HR Ahmad dan al-Hakim).

Makna Hadis

Hadis ini menyebutkan wanita penghuni neraka di antaranya adalah yang memiliki dua sifat tercela :
* tidak bersyukur (berterima kasih) kepada suaminya;
* jika diuji dengan suatu ujian, ia tidak bersabar.

Hadis ini juga diperkuat oleh sabda Rasul yang lain. Abdullah bin Amru meriwayatkan bahwa Rasul pernah bersabda:

لاَ يَنْظُرُ اللهُ إِلَى امْرَأَةٍ لاَ تَشْكُرُ لِزَوْجِهَا وَهِىَ لاَ تَسْتَغْنِى عَنْهُ

"Allah tidak akan memandang seorang wanita yang tidak berterima kasih kepada suaminya dan tidak (berusaha) mencukupkan diri dari (pemberian) suaminya." (HR an-Nasai, al-Hakim, ath-Thabrani dan al-Bazzar).

Syaikh Muhammad bin Ishaq al-Kalabadzi di dalam kitab Bahr al-Fawâ’id/Ma’âni al-Akhyâr menjelaskan, “Siapa yang tidak bersyukur (berterima kasih) terhadap pemberian, ia tidak akan bisa bersabar saat mendapat ujian.” Syukur bisa timbul jika ada rasa qana’ah (merasa cukup) atas pemberian meski sedikit jumlahnya; juga menghargai pemberian meski tidak seberapa harganya, karena di dalamnya terkandung nilai maknawi yang besar, yaitu ketaatan suami atas kewajiban nafkah dan rasa cintanya kepada istri dan keluarganya.”

Berikut sekelumit teladan dari Umahatul Mukminin dan penghulu wanita surga Fathimah binti Rasulullah saw.

Ummul Mukminin Aisyah ra. menceritakan,

“Pernah datang kepada kami satu bulan penuh saat kami tidak pernah menyalakan api (tidak pernah memasak), (makanan kami) tidak lain adalah kurma kering dan air, kecuali kami dibawakan daging.” (HR al-Bukhari, Muslim dan at-Tirmidzi).

Beliau juga bercerita, “Tidaklah keluarga Muhammad makan dua kali dalam sehari kecuali salah satunya adalah kurma kering.”

Nabi saw. pernah bersabda, “Belum pernah lewat satu sore dimana keluarga Muhammad memiliki satu sha’ kurma kering atau satu sha’ biji-bijian.” (HR al-Bukhari, at-Tirmidzi dan an-Nasai).

Begitulah makanan yang dinikmati ibunda kita, para istri Rasul saw. Namun, mereka adalah para wanita yang senantiasa dipenuhi rasa syukur, rasa berterima kasih dan kesabaran serta jauh dari keluh-kesah.
Dalam hal pakaian, Rasul saw. pernah berpesan kepada Bunda Aisyah ra., “Jika engkau senang bersamaku (di surga) maka cukuplah bagimu bagian dari dunia seperti bekal seorang pengendara unta (orang bepergian), jauhilah bergaul erat dengan orang kaya (khawatir dirasuki sifat tamak), dan jangan engkau meminta ganti pakaianmu hingga engkau menambalnya.” (HR at-Tirmidzi dan al-Hakim).

Urwah menceritakan bahwa Aisyah ra. tidak mengganti pakaiannya dengan yang baru hingga ia menambal pakaiannya. Namun, ketakwaan, kedermawanan, kesalihan dan keilmuannya menjadikannya selalu jelita di mata Allah, Rasul saw. dan seluruh manusia. Subhanallah..

Imam Ali kw. pernah bercerita kepada Ibn A’buda tentang Fathimah, anggota keluarga yang paling Rasul cintai:

Ia memutar penggilingan hingga berbekas tangannya, memanggul timba hingga membekas di pundaknya, dan membersihkan rumah hingga pakaiannya penuh debu. Lalu datang pembantu kepada Rasul saw. Kamudian aku berkata, “Seandainya engkau datang kepada ayahmu dan meminta seorang pembantu.”

Lalu ia mendatangi Rasul, tetapi banyak orang bersama beliau. Ia datang lagi besoknya. Rasul bertanya, “Apa keperluanmu?”

Fathimah diam saja. Lalu Ali kw. berkata, “Aku ceritakan kepadamu, ya Rasulullah. Ia memutar penggilingan hingga berbekas tangannya, memanggul timba hingga berbekas pundaknya. Lalu ketika datang pembantu kepadamu, aku menyuruhnya mendatangimu agar meminta pembantu yang bisa menghilangkan kesusahannya itu.”

Rasul bersabda, “Bertakwalah kepada Allah, Fathimah, tunaikan kewajiban Tuhanmu dan kerjakan pekerjaan (mengurus) keluargamu. Jika engkau menghampiri peraduanmu, bertasbihlah 33 kali, bacalah hamdalah 33 kali, lalu takbir 34 kali, dan itu genap 100 kali. Itu lebih baik bagimu daripada seorang pembantu.”

Fathimah pun berkata, “Aku ridha dengan pemberian dari Allah dan Rasulnya.” (HR Abu Dawud).






[Continue reading...]
 
Copyright © . JOVI ARDAN BLOG - Posts · Comments
Theme Template by BTDesigner · Powered by Blogger