Rabu, 13 Agustus 2014

Nasehat Untuk Dua Pengandara Bermotor


Peristiwa ini sebenarnya sudah lama terjadi, tapi baru kali ini aku menulisnya. Mohon dimaklumi, terkadang waktu yang Allah berikan ini aku gunakan untuk hal-hal yang kurang bermanfaat, hal-hal lagho (sia-sia) malah aku kerjakan, sehingga suatu yang menjadi aturan dan perintahnya terabaikan… *saling menasehati

Disuatu hari, aku pulang dari kampus. Sekitar jam lima sore lah tepatnya. Melawati jalan yang biasa aku lewati *Arcawinangun. Semilirnya angin mengenai tubuhku yang sedang letih waktu itu. Hahh sejuknya, nikmat yang Allah berikan ini. Sungguh tidak ada yang bisa menghitung nikmat-Nya kalaupun semua manusia dikumpulkan untuk menghitungnya, tetap saja tidak akan ada yang bisa menghitungnya, saking banyaknya nikmat Allah… *Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah. 

Aku lewati jalan sambil berlatih adzan persiapan Magrib tiba. Ku ulangi lagi dan lagi hingga mulutku berbusa… Sampailah pada pertigaan jalan, aku akan menyebrang. Ku tengok kanan kiriku, banyak kendaraan berlalu lalang. Aku mencoba bersabar dan menunggu waktu yang tepat, agar aku bisa kembali melanjutkan perjalanan pulang ke masjid. Saat aku menunggu, tiba-tiba saja dari arah belakangku sebuah kendaraan bermotor dengan pengemudinya mencoba menyebrang tanpa melihat arah kanan dan kiri. Bunyi ban motor yang direm secara mendadak *Ssrrrrreeettt, keras dan berderit begitu panjang. Hampir saja, sebuah motor bebek dari sebelah kananku menabrak pengemudi yang main tancap gas dari arah belakangku… Alhamdulillah, Allah masih mengasihi mereka berdua.

 Bukannya kalimat syukur yang terucap dari lisannya, karena tidak terjadi peristiwa yang menurutku mengerikan *kecelakaan. Sang pengendara dari arah kanan ini malah mengeluarkan kata dan kalimat yang tidak layak untuk diucap ditujukkan pada pengendara tadi…*Naudzubillah. Padahal kalau dipikir lagi, semua yang akan dan sudah terjadi adalah kehendak Allah. Allah telah menuliskannya di Lauhul Mahfudz, Allah berfirman dalam Al Qur’an.

“Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan tidak pula pada dirimu sendiri, melainkan telah tertulis dalam kitab (lauhul mahfudz) sebelum kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu mudah bagi Allah.” Qur’an surat Al Hadid ayat 22.

Allah telah menuliskan apa yang akan kita alami, perkara yang kecil dan mudah bagi Allah. Maka dari itu, seharusnya kalimat syukurlah yang terucap keluar dari mulut pengendara tadi… “Alhamdulillah, Allah masih memberikan keselamatan dan menggagalkan terjadinya kecelakaan.” Saling memaafkan satu sama lain dengan cara kekeluargaan. Miris perasaanku mendengar pertengkaran yang terjadi, hatiku bergumam, “Ya Allah kenapa masih saja ada orang yang seperti ini di bumi-Mu?” Aku rasa mereka berdua adalah seorang muslim, dalam sebuah hadist dijelaskan “Orang islam itu, diibaratkan satu tubuh. Jika satu mengalami sakit, maka yang lain pun akan merasakan sakitnya.” Mungkin hadist ini masih belum terpatri dalam hati dan kurang dipelajari… *Ya Allah, jadikan hamba dan para pembaca sekalian sebagai hambamu yang mengerti dan mengamalkan ilmu yang Engkau ajarkan... Amin

Saudaraku yang berbahagia, sungguh rasanya damai sekali jika kita saling mengerti dan saling memahami. Semua ini telah ditaqdirkan oleh Sang Pencipta. Syukuri dan teguhkan hati, jika mengalami hal yang dirasa kurang berkenan di terima. Bukan hanya kasus tadi, Semua! Semua yang kita alami dalam kehidupan sehari-hari… Aku yakin anda juga pernah mengalami hal serupa, mungkin lebih. Jika dulu disikapi dengan rasa kesal berkecamuk, maka mulai saat ini kita ubah mindset dengan bersyukur.

Aku menyadari betul, apabila hal ini dialami olehku belum tentu aku bisa berpikir demikian. Tapi setidaknya jangan kata kotor yang keluar, ingat kembali Allah. Sehingga rasa kesal tadi aku luapkan dengan syukur Alhamdulillah.

Masya Allah, semoga Allah memberkahi…

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © . JOVI ARDAN BLOG - Posts · Comments
Theme Template by BTDesigner · Powered by Blogger