Senin, 09 Juni 2014

Bagaimana Cara Menghafalku?


Beberapa bulan terakhir, ustadz Rian memberikan gebrakan yang begitu berarti bagi kami, khususnya pada santri Pesantren Mahasiswa Masjid Fatimatuzzahra (Pesma Mafaza) angkatan 2013. Dia mengajarkan bagaimana cara membaca dan melafalkan bacaan Al Qur’an yang baik dan benar. Selain itu dia juga rajin membangunkan kami ditengah malam *sepertiga malam pukul 03.30 WIB agar kami menjalankan sholat malam. Baik hatinya malah dibalas dengan keacuhan  beberapa santri pada minggu-minggu awal. Pura-pura bangun, eh habis itu tidur lagi, *termasuk saya, hee. Namun dengan kegigihan dan pantang menyerahnya, lambat laun kami menjadi sadar. Sampai kapan kami akan dibangunkan seperti ini? Sedangkan kami bukan anak-anak lagi, kami sebentar lagi punya istri, *noh nyambungnya kesitu, helleh. Sebagian sudah memperhatikan dan sering bangun awal sebelum ustadz membangunkan. Mungkin sebagian lagi kecapean akibat aktivitas kuliah yang begitu padat sehingga masih butuh dibangunkan.


Dari sini yang membuatku terpacu lagi untuk menghafal Al Qur’an, karena ustadz Rian menyarankan mereka untuk menghafal. Aku selalu iri jika aku disaingi, *Iri memperbanyak dan berlomba-lomba dalam kebaikan diperbolehkan lho ya. Aku jadi termotivasi untuk menghafal kalam-kalam Allah yang indah dan mengandung makna yang berarti. Sungguh berat sekali awalnya dalam menghafal, ayat-ayat juz 29 sangat asing sehingga susah untuk diingat. Namun dulu aku pernah menerepkan sebelum menghafal, aku kenali betul-betul ayat-ayat yang asing dengan mendengarnya dari murottal, kebetulan yang kugemari adalah syekh Hany Arrifa’I dan Misyari Rasyid. Aku mengulangi dengan metode ini, namun hasilnya masih belum optimal. Tapi aku tidak menyerah sampai disini.

Semakin menambah motivasiku saja setelah aku membaca hadist yang menjelaskan “Kedudukan yang bertingkat-tingkat di surga nanti tergantung dari banyaknya hafalan seseorang saat di dunia.” Subhanallah sungguh beruntung orang-orang yang kini telah menghafal tiga puluh juz, *selamat bagi anda. Biasanya juga, jika ingin memiliki istri yang hafalannya banyak, otomatis dari pihak keluarganya mensyaratkan calon suami yang banyak juga hafalannya. Jadi tidak usah khawatir nanti, hee. *Noh kenapa urusannya ke istri lagi.

Inilah sedikit penelitian bagaimana dan kapan waktu yang paling tepat menghafal kalam-kalam Allah yang begitu indahnya jika dilafalkan dengan baik dan benar. Metode yang saya gunakan adalah dengan metode percobaan sampling pada waktu-waktu tertentu.

Menghafal membutuhkan konsentrasi yang penuh, tentunya dengan pikiran yang segar dan tanpa ada paksaan dari luar, biasanya ditambah sedikit motivasi, keinginan menghafal akan semakin besar. Semua kondisi tadi saya temukan berada tepat di sepertiga malam. Riuh-riuh jangkrik yang mendampingi, kadar oksigen yang begitu tinggi, sehingga memberikan sensasi segar pada otak dan tubuh saat menghirup perlahan masuk ke system respirasi. Mandi dan sholat malam menjadi sebuah yang wajib sebelum menghafal, inilah pemanasan menghafalya bagiku.

Namun sebelum kita menghafal di sepertiga malam, kita inputkan terlebih dahulu ayat-ayat yang akan kita hafalkan pada sepertiga malam, terserah ingin diwaktu apa! Siang boleh, sore, atau ba’da Isya. Ini sifatnya untuk memberikan gambaran, kemudian pada sepertiga malam, sedikit mengulang-ulang, subhanallah ayat yang telah diinputkan sebelumnya menempel dengan baik di otak. Menginputkan ayat-ayat yang akan dihafal bisa dengan membacanya berulang-ulang sebanyak sepuluh sampai dua puluh kali, jangan lupa dengarkan terlebih dahulu dari syekh yang kita sukai, ini akan lebih mempercepat. Kalo bisa kita merekam suara sendiri, kemudian kita dengarkan sendiri, owh iya inputkan ayat-ayat yang asing sambil berkaca melihat mimic kita, itu juga akan lebih mempercepat lagi.


Selamat mencoba Akhi, Ukhti. Semoga Allah memberkahi. 

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © . JOVI ARDAN BLOG - Posts · Comments
Theme Template by BTDesigner · Powered by Blogger