Selasa, 05 Maret 2013

Renungan untuk Kita

Assalammu’alaikum
Wahai saudaraku yang berbahagia.... Marilah sejenak kita renungkan kehidupan sehari-hari kita ini. Tak terasa sudah bertahun-tahun bahkan mungkin berpuluh tahun kita hidup di dunia ini, entah berapa banyak orang yang telah kita sakiti, kita tidak tahu peresaan orang tua yang telah melahirkan kita ke dunia ini, apakah mereka bangga ataukah kecewa?


Entah berapa banyak nikmat yang tiada kita syukuri? Kita hanya mengeluh dan mengeluh!

Entah berapa banyak sujud kita yang tidak ingat pada Alloh? Sudah terlalu lama kita melupakan Alloh, bahkan dalam Sholatpun kita hanya sedikit ingat pada Alloh, padahal akan datang dimana kita akan meninggalkan dunia ini. Mau tidak mau, malaikat maut pasti menjemput kita, tinggal sudah saatnya wafat kelak! Apakah orang akan mengenang kebaikan kita atau justru orang akan mengenang keburukan kita?

Sudah siapkah saudara? Andai kata kita terbungkus kain kafan, sudah siapkah ketika dikubur menghadapi pertanyaan? Mungkin nanti ada pertanyaan, apa saja yang kau lakukan di dunia ini? Setiap hari hanya memburu dunia, orang tua kau aniaya seakan tiada waktu untuk tersenyum padanya, keluarga kau hianati, anak-anak tidak kau didik dengan benar, tubuhmu penuh dengan harta haram. Mana dunia yang kau cari-cari siang dan malam. Kini kau sudah jadi bangkaibusuk yang menjijikan penuh belatung. Mana, mana dunia yang siang malam kau rebutkan?

Saudaraku tidak ada teman bagi kita di kubur selain hanya amalan amal kita, dunia hanyalah mampir, dunia hanyalah tempat berbekal untuk pulang menuju kehidupan yang sesungguhnya, yang kekal abadi yaitu kehidupan Akhirat.

Orang tua kita harus puas dengan kehadiran kita, jadikan diri kita sebagai anak yang berbakti pada orang tua, anak yang soleh dan solehah. Keluarga dan anak-anak kita harus puas memiliki orang tua seperti kita, orang tua yang mampu mendidik anaknya pada jalan yang telah ditentukan Alloh. Tetangga kita harus merasa puas bertetangga dengan kita, saling berbagi antar satu dengan yang lainnya ketika membutuhkan tidak sebaliknya saling acuh tak acuh yang menjadikan diri kita dimusuhi dan tidak disenangi tetangga karena memiliki sifat tersebut. Kita akan tunggu saat kematian kita dengan ikhlas, andaikata kita sudah mempersembahkan dengan baik dari hidup ini. Insya Alloh...

 Wassalammu’alaikum,.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © . JOVI ARDAN BLOG - Posts · Comments
Theme Template by BTDesigner · Powered by Blogger