Minggu, 19 Juli 2015

HARGAI APA YANG DIHIDANGKAN


Sewaktu kecil, kalo tidak salah saat itu kelas 2/3 (8 th) saya pernah menolak beberapa makanan yang dihidangankan ibu. Beberapa makanan itu seperti sayur-mayur, ikan, ayam, dll. #lha trus yang dimakan apaan? Hehehee

Padahal baru saja melihat bentuknya, saya seperti sudah mempunyai pandangan, “Wah ini tidak menarik, pasti tidak enak rasanya.” Alhasil, ibu sering ngomel-ngomel. “Coba saja dulu mas, baru berkomentar.” Suara ibu dengan nada meninggi. Bapak juga ikut menasihati, “Lihat bapak mas, apapun makanan yang ibu sajikan, bapak suka. Ehmm nikmat.” Lalu lanjutnya, “Syukuri. Ketika kita pandai bersyukur, semua makanan terasa lebih nikmat. Sueerr.”
   
Daripada ibu ngomel-ngomel terus, iseng-iseng saya mencoba memakan apa yang ada di meja makan. Wah enak ternyata, bener, ini bener-bener enak. Seketika ibu nyeloteh sambil njewer salah satu telinga saya, aduh-aduh-aduh bu. “Makannya, dirasain dulu, baru bicara.” Semenjak saat itu, saya selalu berusaha menghargai makanan. Apapun jenis dan bentuknya. Semuanya masuk, saya doyan, kecuali jengkol dan pete. Heehee.  

Ada beberapa hikmah yang bisa dipetik. Apabila kita mensyukuri apa yang ada, semua terasa lebih nikmat. betul, dan ini sejalur dengan yang telah Allah firmankan lain syakartum la adziidannakum. Jika kamu pandai bersyukur, akan Aku tambah nikmat-Ku padamu. Nikmat itu bisa ditambah baik dari kuantitasnya maupun kualitasnya. Rosulullah juga mengajarkan pada kita, apabila beliau tidak menyukai makanan beliau tidak pernah menghina makanan tersebut.

Hikmah yang lain, ibu sebagai penyaji makanan hatinya pun tersenyum karena hasil usahanya dihargai. Tidak cepat menua sehingga tetap enak dipandang dan tensi darahnya akan stabil, sehat selalu, hehee. Seandainya ini dilakukan oleh setiap suami, insya Allah jalinan rumah tangga diantara keduanya akan semakin erat sampai kiamat. Hehehee. Tapi ada yang harus diperhatikan, jangan mentang-mentang seorang suami diajarkan oleh Rosulullah untuk menghargai makanan kemudian seorang istri memasak dengan seenaknya. Maksudnya memasak tapi tidak memperhatikan rasa. Seenaknya memberikan garam, atau bumbu-bumbu yang lain secara berlebihan, yang menjadikan rasa makanan itu tidak nikmat. bagaimana jalinan rumah tangga akan romantis? Belajarlah memasak. Perhatikan ibu anda ketika memasak. Saya juga bisa, masa anda yang perempuan tidak bisa. #lho.  


Perempuan hebat. IBU. Itu sebutan untuk Anda. Kasihmu sepanjang masa.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © . JOVI ARDAN BLOG - Posts · Comments
Theme Template by BTDesigner · Powered by Blogger