Selasa, 15 Juli 2014

Anakku, Surgaku.


Musa. Nama ini sebelumnya asing di telingaku. Apa sii kelebihannya ko bisa membuat ustadz Rian dan ibuku menangis menilainya?

Suatu ketika, ustadz membagikan tautan di sebuah media social. Aku membacanya sambil lalu dan memberikan jempolku *like pada tautannya tersebut, tanpa membuka isi tautan *kebetulan berisi video, jadi susah untuk dilihat di HPku.

Pada suatu kesempatan, aku berada di rumah simbahku dan sedang tidak bertugas di rumah sakit, aku membuka tautan ustadz dengan laptopku.

SUBHANALLAH, inikah yang bernama Musa itu?” Seketika aku kagum padanya dan meneteskan air mata bahagia. Lucu dengan kepolosannya, giginya yang masih dalam perbaikan *gupis.  Anak berumur 5,5 tahun ini hafal 29 juz. Alangkah bahagia kedua orang tuanya.

Semakin deras saja aku dalam tangisku, aku memuji-Nya yang telah memuliakan Musa. Aku sedih, selama ini aku lebih sering banyak bermain dan jauh dari Al Qur’an. Ini salahku, aku tidak berhak menyalahkan orang lain. Aku berdoa pada Rabb ku, agar aku diberikan kemudahan dan kelancaran dalam menghafal. Aku ingin mewujudkan cita-citaku yang semakin memuncak akhir-akhir ini, “AKU DAN KELUARGAKU SEBAGAI GENERASI QUR’ANI”

Semua akan terwujud, jika sang nahkoda telah memberikan contoh dan arahan yang baik. Aku ingin menjadikan anakku sholeh, menjadikannya penghapal Kalam-kalam-Nya, seperti Musa ini yang hampir menyelesaikan 30 juznya. Aku akan semaksimal mungkin menghafal dan memahami kalam-kalam-Nya.

Ada pepatah mengatakan buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, sifat anak tidak akan jauh dari orang tuanya. Pepatah ini selalu teringat dalam hati, dikuatkan dengan teori setengah kromosom diturunkan / diwariskan dari bapak dan setengahnya dari ibu. Aku harus berbakti pada kedua orang tuaku, maka anakku akan berbakti padaku kelak. Aku harus sholeh, aku harus hapal 30 juz, Aku harus berlemah lembut, aku harus berprestasi, maka anakku akan meniruku. *Insya Allah.

Siapa pun istrinya dia harus sholehah, mampu memberikan pendidikan pada anak selama ditinggal suaminya, siap menempuh cita-cita bersama, suka maupun duka.

“Wahai istriku,
engkau adalah pendamping hidupku,
engkau memegang amanahku saat aku pergi,
bentengilah imanmu dengan Al Qur’an,
bimbinglah anak-anakku memahaminya,
asuh mereka dengan kelembutan dan kasih sayang,
tunjukan bahwa engkau mencintai Allah dan Rosulnya,
Insya Allah anak-anak akan meniru kita.”

Kita tahu bahwa, anak-anak kita adalah salah satu asset terbesar agar dipermudah dalam meraih ridho-Nya. Anak yang dididik menjadi anak yang sholeh dan sholehah, doanya akan senantiasa menjadikan pahala yang mengalir bagi kedua orang tuanya, diterangkan dalam sebuah hadist

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda: "Apabila seseorang itu meninggal dunia maka terputuslah amalannya kecuali dari tiga perkara, sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat dan anak yang soleh mendoakan untuknya."
      
      Subhanallah, anakku surgaku, berdoa demi keselamatan kedua orang tuanya. Aku tidak akan memaksakan kehendakku menjadikanmu seorang militer karena aku pernah bercita-cita menjadi militer. Aku akan membiarkanmu memilih keputusanmu nak, asal itu baik dan berguna, abi selalu mendukungmu. Bahkan jika engkau memintaku untuk menikahkanmu di usia mudamu, aku akan merestuimu, asal engkau sanggup memenuhi kewajiban-kewajibannya.. Aku akan hargai keputusanmu, menghargai keberanianmu, abi bangga padamu.

Aku akan mendampingimu dengan segenap kemampuanku nak.
Abi suka engkau yang selalu ceria bersyukur atas rahmat Ilahi Robbi,
abi suka engkau yang menangis saat engkau ingat telah berbuat dosa,
abi suka engkau yang selalu membenah diri,
abi suka engkau karena engkau telah menghafal kalam-kalamnya,
abi suka engkau disetiap malam membangunkan kami untuk menghadap-Nya,
Aku siap menjadi pendengar setiamu.
Aku bangga padamu nak.

*angan dalam mimpi-mimpiku.


Ya Allah, Ya Rahman, Ya Rahim… Engkau mampu mewujudkan suatu hal yang mustahil. Siang menjadi malam, malam menjadi siang. Orang yang telah mati dapat dihidupkan, dan yang hidup dapat dimatikan. Hanya dengan Kun Faya kun-Mu itu, semua menjadi sebuah kenyataan. Kami memohon ampun pada-Mu atas kesalahan-kesalahan yang lalu, Berikanlah kami petunjuk agar selalu berada di jalan-Mu yang lurus, terangilah kami dengan cahaya hidayah-Mu, jadikan kami sebagai insan yang bersyukur atas pemberian-Mu. Muliakan kami dengan Al Qur’an, muliakan kami dengan Ilmu, dan muliakanlah kami dengan pendamping hidup dan anak-anak kami Ya Rahim..

Cinta kami terhadap mereka, semata-mata untuk lebih mencintai-Mu

Aamiin Ya Rabbal ‘Alamin

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © . JOVI ARDAN BLOG - Posts · Comments
Theme Template by BTDesigner · Powered by Blogger