Senin, 14 Juli 2014

Pelajaran di Ruang Penyakit Dalam

Praktek klinik keperawatan II di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M. Ashari.

          Setelah satu minggu bersemayam di ruang persalinan, ruangan berikutnya adalah ruang kepodang, berisikan pasien dengan penyakit dalam.

Hari pertama saya sudah dikagetkan dengan berbagai macam penyakit yang menimpa para pasien, mulai dari penyakit yang ringan sampai yang berat pun ada..

Berbeda sekali dengan ruang persalinan, saya berpikir setelah kemarin diajari untuk berterima kasih pada seorang ibu, pada ruangan ini saya akan diajari untuk senantiasa bersyukur atas apa yang Allah berikan selama ini.

Subhanallah walhamdulillah, saya melafalkannya di dalam dada. Badan dan fisik yang sehat, ruhani yang wal afiyat harus senantiasa saya optimalkan dalam setiap saat agar bernilai ibadah. Allah memberikannya dengan percuma, oksigen ini masih bisa dihirup tanpa bantuan tabung oksigen, itu artinya bernilai gratis, tanpa harus membayar materi. Kaki yang masih dengan tegaknya bisa berdiri, akan selalu saya upayakan ke rumah-rumah ilahi.   

Jika kita bersyukur atas apa yang telah diberikan oleh Allah, maka Allah akan menambah nikmatnya, dan jika kita kufur maka jangan lupa adzabnya sangat pedih. Sebagaimana firmannya dalam Al Qur’an surat Ibrahim ayat 7


Laing syakartum la azii dannakum, wa laing kafartum inna ‘adzaa bii lasyadiiid. (Q.S. Ibrahim:7)

"Barang siapa bersyukur atas nikmat-Ku, maka akan kutambahkan nikmat-Ku. Dan barang siapa kufur atas nikmat-Ku, adadz-Ku sangat pedih." (Q.S. Ibrahim:7)

Lalu bagaimana dengan yang diberi sakit, usahakan untuk tetap bersyukur. Harus berpikiran baik dan positif *khusnudzon akan Allah, barang kali, ini adalah suatu ujian dan cobaan, karena hakikatnya orang yang Allah kehendaki baik akan diberikan ujian, apakah memang benar-benar baik? sebagaimana sabda Rosul

“Barang siapa yang Allah menghendaki kebaikan baginya, maka akan ditimpakan cobaan padanya.” ( HR. Al-Bukhari )  

Tuh kan, antum semua yang sakit dipandang baik oleh Allah, jadi bersabarlah.

“Saya sudah bersabar, namun belum juga diberikan kesembuhan?” jika kalimat ini yang keluar dari mulut kita, maka sabar itu masih ada batasannya, sabar itu tidak ada batasnya akhi fillah. Bersabar menunggu kesembuhan bagaimana caranya?

Sabar bukanlah hanya berdiam diri saja, melainkan telah berbuat untuk mencapai apa yang diinginkan. Missal begini, akankah kita berdiam diri saat kita dipukuli, itu bukan sabar, itu pasrah namanya. Sabar dalam menghadapi sakit adalah telah berupaya berobat, mengikuti apa yang telah disarankan tenaga kesehatan, dan setelah itu senantiasa berdoa menunggu kesembuhan, itulah sabar dalam menghadapi sakit. *kajian Ba’da Magrib Ustadz Syarif Ba’asyir

Ada pertanyaan lagi, saya sudah berupaya semaksimal mungkin dengan cara tadi, tapi kesembuhan tidak kunjung datang, bagaimana?

Ingat Allah sayang antum, kita baca bersama hadist berikut

“Sesungguhnya besarnya pahala tergantung pada besarnya cobaan. Sesungguhnya Allah subhanahu wa ta’ala jika mencintai suatu kaum maka Dia akan memberikan cobaan kepada mereka. Barang siapa yang ridha maka dia akan memperoleh keridhaan-Nya dan barangsiapa yang murka maka dia akan memperoleh kemurkaan-Nya.”  (HR. At-Tirmidzi, dia mengatakan; Hadis ini Hasan)




“Tidak ada musibah yang menimpa seperti keletihan, kelesuhan, sakit, duka, susah atau gangguan sekedar tusukan duri melainkan Allah akan menghapus sebagian dosanya.” (Hadits Riwayat Bukhari – Muslim)


Ia akan gugur bersama rasa sakit

Ibarat daun-daun yang berguguran di musim gugur
Bukan karena kerusakan dari dalam tubuh pohon
Melainkan karena panas dari luar

SUBHANALLAH, semoga Allah memberkahi..

  

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © . JOVI ARDAN BLOG - Posts · Comments
Theme Template by BTDesigner · Powered by Blogger