Selasa, 29 Januari 2013

Hikmah Dibalik Sedekah

(Kisahku)
Rabu, 30 Januari 2013

Mohon maaf sobat, kejadian ini telah lama sobat Jovi alami namun baru kali ini sobat Jovi menuliskannya. Kejadian yang sangat menarik untuk disimak.
                Kali itu tanggal berapa, saya sudah lupa (heee, maklum sudah terlalu lama soalnya) yang jelas harinya masih ingat, hari sabtu dan minggu dan waktu itu saya masih duduk di bangku SMA kelas XI semester 2 (jangan diartikan secara sempit lho yah, maksudnya masih belajar di SMA.) berarti masih pada tahun 2011, sekarang 2013, wehhh lama juga yah..
                Pada hari itu saya ditugaskan dari pihak sekolah untuk mengikuti Sosialisasi Konselor Bahaya Merokok Aktif maupun Pasif sekabupaten Pemalang kalo ga salah, soalnya banyak dari SMA-SMA lain yang ikut sii. Saya ditugaskan amanah yang mulia ini (haaa mulia... mulioo kalii, hee guyon-guyon. Santai bro santai jangan tegang) tidak sendirian alias saya ditemani oleh 3 orang teman saya lainnya yang berasal juga dari SMA N 1 Bantarbolang (SMA paling terfavorite di Kec. Bantarbolang, Heee). Sebut saja meraka Luxi teman sekelas saya, sedangkan Fajar R dan Labib adalah adik kelas saya.
                Kami berangkat ke Moga tempat Sosialisasinya, tepatnya di Hotel (tapi saya lupa nama hotelnya, seingat saya hotel itu didepan persis pemandian moga) dengan sendiri-sendiri dan tidak memakai kendaraan bermotor karena acaranya menginap (yaaa walaupun satu malam), ternyata saya yang paling awal sampai di Moga kemudian disusul oleh ketiga temen saya ini, mereka menyusul saya secara bersamaan (orang rumahnya juga 1 alamat, bagemana ga bareng. Haa:D). Setelah turun dari bis, tidak langsung masuk ke hotel namun temen yang bertiga ini sarapan dulu di depan pemandian Moga. Saya hanya menunggu mereka, karena saya sudah terlebih dahulu sarapan di rumah. Sembari menunggu mereka sarapan ada ibu-ibu yang usianya sudah dikatakan lansia (lanjut usia) datang menghampiri saya, ternyata ibu itu meminta santunan pada saya, lalu saya kasih ibu itu sejumlah Rp 1.000. Coba kalo saya kasih sama ibu itu lebih dari Rp 1.000, padahal di saku saya ada uang lebih dari Rp 1.000 ( pasti saya lebih beruntung lagi.) dan anehnya si ibu itu hanya meminta pada saya saja, tidak pada 3 orang temen saya yang lainnya. (#sudah mau memasuki ke Tema sesungguhnya ni, tetep dibaca yah... heheheee, kisah nyata lho ini, kisah nyata.)
                Setelah ketiga temen saya selasai sarapan, kemudian kami memasuki hotel untuk registrasi. Selasai registrasi kami diantarkan dari pihak panitia konselor ke kamar yang telah disediakan untuk kami, kami berempat hanya diberi kamar satu, dimana ada 2 tempat tidur jadi 1 tempat tidur untuk 2 orang anak (lho kok jadi hitung-hitungan kaya mapel matematika yah, heee). Waktu itu kebetulan sama luxi temen sekelas saya diranjang yang sama.
                Acarapun dimulai, seperti biasa yang namanya acara sosialisasi mesti ada tentor yang meyampaikan materi dulu, entah dimana itu, samuanya mesti kaya gitu (ya iya lah, namanya juga sosialisasi). Sekitar kurang lebih 2 jam tentor menyampaikan materinya, ternyata diakhir acara yang pertama, kami tidak menyangka-nyangka dan menduga-duga disuruh mengerjakan soal yang telah disediakan, karena tadi tidak menyimak tentor dengan sungguh-sungguh, saya kuwalahan terhadap soal-soal yang dihadapan saya ini (waduhhh bagaimana iniii??? #lebay-lebay). Dalam pikir, daripada tidak diisi lebih baik seadanya yang diketahui saja, saya tulis seadanya yang diketahui saya. Soalpun selasai digarap, kemudian istirahat untuk sholat dan makan, #disini makannya prasmanan jadi ambil aja yang banyak, heee :D)
                Pukul 13.30 acara dilanjut lagi, ternyata soal yang tadi dikerjakan sudah terkoreksi semua. Hati berdebar-debar menanti hasil yang telah dikerjakan. Dalam benak saya, pasti saya yang paling tinggi nilainya...!!! nilai disebutkan 1 per 1 oleh panitia dan menggunakan pengeras suara lagi, apa yang dipikiran saya ternyata melenceng 90 derajat, artinya nilai saya yang paling terendah.. #toet-toeeeettttt, sedih bercampur malu menyelimuti diri saya, gimana ga malu coba! Adik kelas saya nilainya lumayan menengah, kaka kelasnya jeblog, waduh-waduhh. Langsung drop kondisi saya saat itu. Tapi saya tidak ada sedikitpun rasa menyerah untuk memperbaiki kekurangan saya.
                Tentor menyampaikan kembali materi-materinya tibalah sampai pada jam setengah lima, waktunya untuk istirahat, hal yang pertama dilakukan adalah sholat Ashar, kemudian belajar dengan serius karena besok ada tes yang bener-bener tes dan yang nilainya tertinggi katanya diberi hadiah, ini kesempatan saya bahwa saya bisa, setelah belajar lalu mandi, Sholat Maghrib, makan malam, sholat Isya, dan dilanjut pengisian materi kembali. Detik, menit, dan jam demi jam terlewati dengan hati yang penuh rasa gelisah dan malu. Pada materi ini, disuguhkan tanya jawab secara lisan, kebetulan pertanyaannya itu mengenai umur berapa sang mentoring? Dan yang bisa menjawab ada doorprice sebesar Rp 50.000, temen-temen saya maupun temen-temen yang dari SMA lain berlomba-lomba menjawab, tetapi tidak ada yang berhasil satupun. Kemudian saya tunjuk jari, dipersilahkan oleh tentornya untuk menjawab, jawaban yang saya ucapkan tanpa pemikiran atau wangsit, nyeplos saja gitu. Ehh tau-taunya bener...Horreee dikasih Rp 50.000. Alhamdulillah kata yang pertama terucap dari mulut saya. Sekitar jam setengah 11 acara sudah selasai, peserta konselor menuju ke kamar masing-masing. Kali ini sudah agak terobati perasaan sedih saya (mata duitan banget yah, dikasih Rp 50 rb saja sudah terobati,,, Bukan begitu maksudnya, dalam kamar soalnya saya baru ingat, owh iyah bahwa tadi pagi saya sedekah sama ibu-ibu sepuh walaupun Cuma Rp 1.000.,). Rp 50 rbyang saya dapatkan itu membuktikan yang dijanjikan Alloh, kan janji Alloh kalo membelanjakan harta kita dijalan Alloh maka akan digantikan 10 kali lipat. Jangan berpikiran, lho itu kok hanya 5 kali lipat?? Yang 5 lagi kemana??, jangan yah, jangan. Soalnya ceritanya masih ada lanjutanya bahwa Alloh akan menambahkan yang 5 belum dibayarkan, bahkan Alloh melipatgandakan lebih dari 10 kali lipat. Simak saja kelanjutannya............
                Jam 22.30 bukannya langsung tidur, tetapi saya gunakan untuk belajar sejenak karena besok mau ada tes lagi. Lama-lama ngantuk juga belajar kemaleman, kira-kira sampai jam 11.30. memutuskan untuk tidur dan bangun jam 3.30. Mandi dan belajar lagi hal yang pertama dilakukan, adzan pun tiba lalu sama-sama kami kemushola menunaikan sholat shubuh. Jam 6.30 makan secara prasmanan, kemudian jam 8 kumpul lagi untuk mendengarkan mentoring. Jam 9.30 tentor selesai memaparkan materinya, dilanjut pengerjaan soal-soal yang telah awal saya tadi ceritakan. Alhamdulillah, yang kupelajari keluar semua, kali ini saya tidak mau kepedean dapat nilai tinggi. Ternyata setelah dikoreksii saya peringkat 1 dari sekian banyak peserta yang ikut. Saya dikasih penghargaan dan hadiah. Disinilah Alloh memberikan yang kurang dari 5 kali tadi bahkan menurutku lebih dari 10 kali lipat. Dan ketika pulang pun Alhamdulillah dengan biaya gratis.
                Sahabat yang berbahagia, dalam hidup itu harus selalu bersyukur apa yang telah diberikan Alloh pada kita. Kalaupun sahabat ingin menuntut labih pada Alloh, sahabat juga harus lebih dari apa yang biasa sobat kerjakan, amalkan.
                Dengan sedekah, Alloh menggantikannya 10 kali lipat. Sebenernya kita masih hidup dan masih bisa menikmati yang namanya udara yang gratis ini adalah kenikmatan yang telah Alloh berikan pada kita. Belanjakanlah harta kita dikala lapang maupun sempit dijalan Alloh sobat. Sebagai tanda bukti rasa saling cinta mencintai antar sesama dan tanda bukti syukur pada Alloh.
Sekian, semoga bermanfaat. Wassalammu’alaikum
 


0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © . JOVI ARDAN BLOG - Posts · Comments
Theme Template by BTDesigner · Powered by Blogger